Empat Badak Dibantai di Afsel, Cula Dimutilasi

Perburuan badak di Afrika Selatan
Sumber :
  • REUTERS/ Ilya Kachaev

VIVAnews -- Empat ekor badak ditemukan mati dalam posisi berdekatan di taman wisata dekat Grahamstown, Eastern Cape, Afrika Selatan. Tubuh mereka masih mengeluarkan darah saat tim forensik memeriksanya. 

Setelah 5 Tahun DAY6 Balik Lagi ke Jakarta Ikut Saranghaeyo Indonesia 2024

Cula mereka yang dimutilasi menjadi bukti kematian mereka tidak wajar, bukan karena sakit atau sebab alami. Tapi dibantai oleh manusia.

Diyakini, keempat badak itu; betina berusia 28 tahun, betina berusia 8 tahun yang sedang mengandung, betina berusia 8 tahun, dan jantan berusia tiga tahun, ditembus anak panah sebelum cula mereka dipotong.

Kabar pembantaian badak telah memicu kemarahan warga. Apalagi, sudah 400 spesies itu tewas di negara itu tahun ini. Sebagian besar meninggal di tanah milik pribadi. Sementara taman-taman yang dikelola negara diminta untuk memperketat pengamanannya.

Direktur pemasaran taman wisata, Vernon Wait mengatakan, empat hewan yang ditemukan tewas diduga telah diracun.

"Tak seperti insiden sebelumnya di mana cula di ebas dengan panga atau kapak, dalam kasus ini, cula dipotong secara klinis," kata dia kepada South Africa Press Association. Ia mendeskripsikan, penyerangan itu "sangat profesional".

Kematian terjadi pada minggu yang sama, di mana empat badak ditemukan ditembak dan culanya dimutilasi di Assam, timur laut India. Dua diantaranya mati, termasuk seekor betina yang masih bernyawa meski culanya telah dimutilasi di Taman Nasional Kaziranga. Para dokter hewan berjuang mati-matian untuk mengelamatkannya, namun tak berhasil. Lukanya terlampau parah.

Hujan lebat di Assam telah menyebabkan banjir yang menewaskan 18 orang dan memaksa 1,4 orang mengungsi. Badak pun kena dampaknya, lebih dari 480 kilometer persegi Taman Nasional Kaziranga kebanjiran. Sebagian besar binatang bermigrasi ke tempat yang lebih tinggi, dekat jalanan yang sibuk.

Mereka tak sadar dibuntuti pemburu yang siap menembaknya dan memutilasi culanya hidup-hidup.,

Mitos

Badak selamat dari Zaman Es dan harimau bertaring tajam, namun manusia menjadi ancaman terbesar herbivora bercula yang terancam punah.

Pemintaan yang tinggi akan cula badak sebagai bahan obat tradisional dan ornamen di Asia memicu pembantaian besar-besaran, khususnya di Afrika.

Cula badak diyakini sebagian orang mengandung khasiat menyembuhkan kanker hingga jadi obat kuat. Benarkah?

Seperti dimuat situs sains, Live Science, penelitian yang dilakukan di Ohio University mengungkap, cula badak sangat unik. Berbeda dengan tanduk hewan lain yang memiliki inti tulang dilapisi keratin, cula badak sepenuhnya terbuat dari keratin.

Menggunakan CT scan, peneliti juga menemukan bercak-bercak hitam di pusat cula yang merupakan deposit mineral padat yang terbuat dari kalsium dan melanin. Kalsium membuat inti cula lebih keras dan padat, sementara melanin melindungi inti dari kerusakan akibat sinar UV matahari.

Dari definisi tadi, tak ada kandungan istimewa dari cula badak. "Cula badak terbuat dari keratin. Cat yang sangat mirip dengan kuku dari kuda atau sapi, atau kuku Anda sendiri," kata Matthew Lewis dari World Wildlife Fund, seperti dimuat Live Science. "Mengonsumsi cula badak memiliki efek yang sama seperti mengunyah kuku Anda: tidak ada sifat obat apapun."

Ketua MUI Bidang Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh.

MUI Harap Idul Fitri 1 Syawal 1445 H Jadi Momentum Rekonsiliasi Nasional

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni’am Sholeh mengatakan bahwa Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1445 H tahun ini bisa jadi momentum kebersamaan umat muslim di Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024