Pakar: Sistem ATS Indonesia Butuh Pembaruan

Fans Sambut SuJu dan SNSD di Bandara
Sumber :
  • VIVAlife/Heryu Nandiasa

VIVAnews - Pesatnya layanan jasa penerbangan di Indonesia harus diimbangi dengan sistem pemandu lalulintas penerbangan (Air Traffic Services/ ATS) yang layak. Dengan demikian pengguna jasa penerbangan bisa mendapatkan rasa aman, keselamatan, kepuasan, dan kenyamanan dalam menggunakan pesawat terbang.

Ahli Teknik Elektro dan Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Pekik Argo Dahono, menilai harus ada teknologi baru perangkat ATS untuk menggantikan sistem yang lama. Ini mengingat kapasitas kinerja Bandara Internasional Soekarno Hatta yang semakin berat.

Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat

Rusaknya Uninterruptible Power Supply (UPS) di bandara pada Minggu sore, 16 Desember 2012, mengakibatkan padamnya sistem radar selama beberapa saat. Puluhan jadwal penerbangan terganggu karena banyak pesawat tidak bisa mendarat maupun lepas landas selama radar di bandara padam.

"UPS tidak diganti-ganti itu berdampak pada kinerja. Bukan hanya UPS tapi semua beban di situ harus dilihat. Bandara seperti ini tipikal sekali. ATC seperti jantungnya, perlu ada event record, kalau ada record di situ, bisa diketahui keadaan sesungguhnya," kata Pekik di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta Pusat, Rabu 19 Desember 2012.

Dia berharap sistem bandara yang baru dapat mengantisipasi gangguan hanya dalam hitungan detik demi mengurangi risiko keselamatan jiwa. "Orientasinya bukan cuma pengadaan peralatan, tapi sistem. Untuk itu perlu perencanaan, perlu integrasi semua radar yang ada di Indonesia," ujarnya.

Teknologi Baru

Geger Penemuan Fosil Ular Lebihi Ukuran T-rex, Begini Bentuknya

Terkait penggantian Uninterruptible Power Supply (UPS) yang perangkatnya baru tiba pada Januari 2013, Pekik mengatakan sistem yang akan datang ini benar-benar teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas ATS.

"Sistemnya ini fully redundant jadi satu sama lain tidak tergantung. Kalau yang kemarin itu satu rusak, yang lain berkurang kemampuannya. Setahu saya radar itu back up itu banyak, saya tidak tahu kenapa back up itu tidak berjalan saat ada satu sistem yang rusak. Mungkin kurang pelatihan SDM-nya," ungkapnya.

Selain itu, menurut Pekik, untuk mengelola lalulintas penerbangan, petugas membutuhkan alat bantu komunikasi antara controller ATC dengan pilot pesawat. Selain itu perlu pula alat bantu lain seperti perangkat surveilance, seperti radar.

"Kalau radar mati selama komunikasi masih ada, saya rasa tidak apa-apa. Asal ada jarak di antara pesawat. Urutan harus semakin jauh agar aman. Kalau padat sekali, terpaksa di delay dulu," katanya. (ren)

Dinsos Makassar razia dengan mengamankan manusia silver yang mengemis di Jalan Kota Makassar.

Gak Main-main, Manusia Silver di Makassar Bisa Raup Hingga Rp 8 Juta per Bulan

Dinsos Kota Makassar Sulawesi Selatan membeberkan temuannya terkait pengemis di Kota Daeng, salah satunya soal penghasilan manusia silver yang mencapai Rp8 juta per bulan

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024