Bakteri E Coli dan MRSA Hantui Penumpang Pesawat

Peneliti menemukan bakteri di pesawat
Sumber :
  • dfw.cbslocal.com
VIVAnews
Man Utd Incar Penyerang Tua yang Bela Real Madrid
- Anda yang sering bepergian dengan pesawat terbang tampaknya perlu menyimak temuan terbaru peneliti dri Auburn University, Amerika Serikat. Tim peneliti Biologi universitas itu menemukan bakteri yang mampu bertahan cukup lama di pesawat.

Ekonomi Tumbuh 5,6% di 2024, Pemprov DKI Yakin Bisa Atasi Inflasi

Bakteri tersebut adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang ditemukan pada kantung belakang kursi penumpang dan Escherichia coli 0157:H7 pada lengan kursi. Yang perlu diperhatikan penumpang, bakteri itu disinyalir dapat bertahan selama hampir seminggu di tempatnya. 
Polisi Sebut Kecelakaan Beruntun di GT Halim Libatkan 9 Kendaraan


Melansir
Daily Mail
, Rabu 21 Mei 2014, temuan peneliti itu disampaikan usai tim melakukan studi selama dua tahun. Mahasiswa Pasca sarjana Departemen Ilmu Biologi Auburn University, Kiril Vaglenov mengatakan studi didanai oleh Pusat Riset Lingkungan Kabin Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat. Vaglenov bersama timnya diminta untuk menentukan berapa lama bakteri E coli O157:H7 dan MRSA dapat bertahan hidup di bagian pesawat.


Tim Vaglenov pun difasilitasi bahan lengan kursi penumpang, meja baki plastik, kain kursi, bagian jendela dan tombol logam di toilet. Bagian-bagian itu disisir peneliti untuk melihat sejauh mana bakteri bisa bertahan.


Hasilnya, bakteri MRSA dapat bertahan pada kantung kursi dalam 168 jam alias seminggu, sedangkan bakteri E coli O157:H7 bisa hidup selama 96 jam pada lengan kursi.


"Data kami menunjukkan kedua bakteri itu dapat bertahan selama berhari-hari pada permukaan tersebut, khususnya pada bahan berpori seperti lengan kursi dan kantong kursi," jelas Vaglenov.


Untuk itu, Profesor Jim Barbaree, direktur studi sekaligus mentor Vaglenov mengharapkan maskapai agar memprioritaskan lingkungan yang sehat bagi penumpang, misalnya dengan menyediakan sanitasi yang memadai.


"Inti penelitian ini bukan untuk peringatan saja tapi agar perusahaan penerbangan menjaga lingkungan pesawat," jelas Barbaree.


Tim peneliti mengaku tengah menyelidiki bagaimana patogen itu dapat bertahan hidup lama di lingkungan pesawat. Ke depan, peneliti akan mendalami prosedur disinfektan yang efektif dan menguji permukaan bagian lain di pesawat.


Sebagaimana diketahui bakteri E coli O157:H7 merupakan jenis E coli yang patogen terhadap manusia dan banyak menyebarkan penyakit dengan gejala diare berdarah, kram perut, gagal ginjal, feses mengeluarkan darah, bahkan hingga berujung pada kematian.


Sedangkan bakteri MRSA bisa menyerang saat seseorang sakit sehingga kekebalan tubuh menurun. Bakteri ini menemukan jalan masuk ke tubuh melalui luka dan kontak kulit. Dalam keadaan akut, berpotensi menyebabkan infeksi pada tulang, sendi, luka bedah, aliran darah, jantung dan paru-paru.


Untuk itu, penelitian juga bakal menguji bahan yang memiliki sifat antimikroba guna menentukan sejauh mana kontribusi mengurangi risiko kesehatan pada penumpang. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya