Teknologi di Film Jadul Yang Jadi Nyata (Bag. 2)

Jubah Tembus Pandang Harry Potter
Sumber :
  • Gallery Hip
VIVAnews
Hubungannya Diduga Retak karena Orang Ketiga, Begini Kata Syifa Hadju Soal Perselingkuhan
- Dalam film
Harry Potter
Yandri Klaim Seluruh DPW dan DPD PAN Ingin Zulhas Kembali Ketua Umum
, sebuah jubah tembus pandang digunakan untuk menyembunyikan tubuhnya sehingga bisa mengendap ke area terlarang di Hogwarts.
Bagi Mardani Ali Sera, PKS Harus Oposisi: Kita Beda dengan 02, Landasan Berpikir dan Asumsinya

Sebelumnya, tahun 1924, film bertajuk The Thief of Baghdad , yang mengadaptasi cerita Aladin Seribu Satu Malam, jubah tembus pandang ini juga berperan penting dalam film tersebut. Karakter Ahmed dalam film besutan Raoul Walsh itu selalu menggunakan jubah tembus pandang saat ingin menemui putri idamannya secara sembunyi-sembunyi.

Pada 1931, Edgar Rice Burroughs juga mengadopsi ide jubah tembus pandang ini pada film
A Fighting Man of Mars
. Film lainnya yang menggunakan adegan jubah tembus pandang adalah
Erik the Viking
.


Jubah tembus pandang ini sedikit lagi menjadi kenyataan. Sebelumnya tim ilmuwan dari University of Rochester di Amerika mengklaim bisa menciptakan jubah tembus pandang dengan harga murah.


Benda yang diberi nama Rochester Cloak itu tidak berbentuk jubah biasa tapi lebih mirip perangkat optik yang terbuat dari sejumlah lensa. Perangkat ini bisa menyembunyikan benda tiga dimensi dengan arah yang berbeda. Perangkat ini ditemukan oleh John Howell dan Joseph Choi.


Ilmuwan Berlin juga mengklaim telah menciptakan bahan yang bisa menyembunyikan objek di bawahnya. Tim peneliti dari Center for Functionality Nanostructure di Karlsruhe Institute of Technology di Jerman mengaku membuah jubah dengan memanipulasi gelombang cahaya dan melibatkan perhitungan rumit mirip teori relativitas.


Tolga Erin dan Joachim Fisher bisa membuat jubah tembus pandang dengan metamaterial yang bisa membelokkan cahaya sebesar 700 nanometer sampai 2.600 nanometer.


Metamaterial

Yang terbaru, para peneliti yang berasal dari berbagai universitas ini membuat paper mengenai metamaterial yang dipublikasikan di Nature Materials. Dalam paper tersebut, konsep digital metamaterial dianggap sebagai cara yang mudah untuk mempercepat pengembangan perangkat, seperti jubah tembus pandang atau lensa super.


Metamaterial secara artifisial direkayasa dari subunit mikroskopis, seperti kaca, metal atau plastik, yang dirancang lagi sedemikian rupa. Setelah dikumpulkan, metamaterial ini memiliki sifat unik, seperti bisa berinteraksi dengan cahaya, dengan cara yang tidak biasa, tidak seperti bahan-bahan alami lainnya.


"Gagasan di balik metamaterial ini adalah untuk meniru cara atom berinteraksi dengan cahaya, hanya saja struktur buatannya lebih kecil ketimbang panjang gelombang cahaya itu sendiri," ujar Profesor Fotonik dan Optik dari Universitas of Sydney, Boris Kuhlmey, seperti dikutip NewsWeek, Rabu 8 Oktober 2014.


Hal penting yang ada di metamaterial adalah kemampuannya untuk bisa memanipulasi cahaya. "Seperti mengubah gelombang dari analog ke digital. Dan kami menerapkannya ke dalam fisika yang nyata," ujat Tiffany Walsh, Profesor Bionanotechnology dari Deakin University.


Maksud Walsh, dalam pembuatan metamaterial, mereka terinspirasi dari sistem penomoran biner yang biasanya digunakan di perangkat elektronik. Para peneliti itu meneliti kemungkinan adanya penciptaan metamaterial hanya dengan dua komponen yang disebut metamateral bits, sebuah kode komputer yang menganalogikan 1 dan 0.


Dalam studinya, mereka memilih menggunakan lembaran perak dan kaca silika berukuran nano untuk mengubah ulang bits metamaterial yang tadi. Perak dan silika ini merupakan materi yang dipercaya mampu berinteraksi dengan cahaya dalam cara yang berbeda masing-masing. Ketika materi itu di digitalisasi, metamaterial berubah menjadi perangkat yang unik, sangat berbeda dengan tiap bagian susunannya.


"Kami telah mengetahui bagaimana memanipulasi cahaya. Kita bisa menggunakan lensa, atau memanfaatkan kaca yang fokus mengurangi cahaya. Kita juga bisa menggunakan kaca untuk memantulkan cahaya dan mengubah arahnya. Namun metamaterial ini ternyata bisa melakukan hal yang lebih rumit. Mereka bisa membengkokkan cahaya, menyebarkannya atau memanipulasi cahaya dengan cara yang tak biasa," kata Walsh.


Oleh karena itu, dengan menerapkan metode digital, para peneliti ini bisa menciptakan metamaterial dengan tingkat permitivitas rendah yang jarang ditemui di materi alam manapun. Bahkan mereka bisa menciptakan jubah tembus pandang dari sini. (ita)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya