Siswa SD Denpasar Menangi Olimpiade Robot Internasional

Siswa SD Muhammadiyah Denpasar berpose usai kemenangan
Sumber :
  • Vivanews/Bobby Andalan

VIVAcoid - Anak-anak SD Muhammadiyah 2 Denpasar memenangkan medali emas olimpiade robot internasional 2014. Pada acara yang digelar di Johor Baru Malaysia itu, SD Muhammadiyah 2 Denpasar mengantongi empat medali yang terdiri atas emas, perak, dan perunggu.

Masing-masing medali diberikan untuk kategori berbeda, robot soccer dengan raihan medali emas oleh Wildan dan Naufal Mochtar, aerial robot dengan raihan perak oleh Aqsa, dan perunggu dengan kategori line tracer oleh Qowi Maula. Selain itu, ada kategori kelompok untuk robot teater.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 2 Denpasar, Siti Nurhamidah, mengaku bersyukur anak didiknya dapat menjadi juara di tingkat internasional. Apalagi, pada kegiatan yang diikuti hampir seluruh negara di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Mesir, Arab Saudi dan beberapa negara lainnya, itu sama sekali dibiayai oleh pihak sekolah dibantu orang tua murid.

"Kami mengikuti olimpiade ini tidak melalui Diknas," tutur Nurhamidah saat ditemui VIVA.co.id di ruang kerjanya, Kamis 15 Januari 2015.

Nurhamidah melanjutkan bahwa kegiatan ekstra kurikuler robotik di Pulau Bali adalah satu-satunya, yang berada di SD 2 Muhammadiyah Denpasar. Ekstrakurikuler yang diberi nama Ngurah Rai Junior Robot itu mulai dibuka pada 2011.

"Saat kami buka tentu dengan perjuangan luar biasa, terutama soal mahalnya ongkos biaya untuk narasumber dan peralatan robot. Alatnya mahal-mahal sekali," kenang dia.

Kendati begitu, Nurhamidah mengaku melihat bakat pada anak-anak didiknya. Dengan tekad bulat dan berkomunikasi dengan wali murid, alhasil ekskul robotik tetap berjalan.

Manusia Tidak akan Merasa Sakit Lagi di Masa Depan

Benar saja, naluri Nurhamidah tak meleset terhadap anak didiknya. Meski baru dibentuk, anak didiknya mampu menyabet gelar bergengsi tingkat nasional dan internasional.

"Semua berjalan berkat dukungan wali murid. Anak-anak ini memang berbakat dan harus kami bina, harus ada wadah," tutur Nurhamidah.

Tahun 2011 pula Nurhamidah memberanikan diri mengikutsertakan anak didiknya dalam lomba robotik di Denpasar. Begitu juga pada tahun berikutnya. Baru pada ajang olimpiade tingkat nasional di Malang, Jawa Timur, Nurhamidah memberanikan diri mengirim anak didiknya.

"Kami juara I tingkat nasional pada 2013 dengan kategori line tracer. Juga meraih perak pada event di Bandung, Jawa Barat," katanya.

Sementara itu, pembina robotik SD Muhammadiyah 2 Denpasar, Ardita Kusuma, menuturkan, segala peralatan robot didukung secara finansial oleh orang tua murid.

"Sekolah hanya fasilitator pelatihan. Alatnya mahal-mahal, sampai ada yang seharga Rp8 juta," katanya.

Ardita mengaku kegiatan ekskul robotik hanya untuk siswa yang sudah duduk di bangku kelas 3 sampai 5 SD. Sementara itu, kelas 6 hanya ditugaskan sebagai pendamping.

"Kelas 6 kan dia juga harus mempersiapkan diri menghadapi UN. Jadi, kami ikutkan sebagai pendamping saja," ujar dia.

Meski memiliki prestasi segudang di tingkat nasional dan internasional yang membawa harum dunia pendidikan Pulau Seribu Pura, namun minim perhatian dari Pemerintah Provinsi Bali.

"Kami pernah ajukan bantuan ke Dinas Pendidikan. Tapi, karena kami sekolah swasta langsung ditolak. Sampai sekarang belum ada perhatian dari pemerintah Bali," kata Ardita. (art)

BACA JUGA:

Trik Kelola 'Cuan' Ala Influencer & Public Figure

Keren, Pria Ini Bikin Kreativitas Robot dari Barang-barang Bekas
Kecerdasan Buatan Atau Artificial Intelligence (AI)

Mengenal Lebih Jauh Tentang Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI)

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat.

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2023