Survei: Masyarakat Indonesia Gemar Berselancar dengan Ponsel

Ponsel.
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Kuartal II 2016, Penjualan Ponsel Hanya Naik 1 Persen
- Dalam era teknologi, kehadiran perangkat mobile seperti telepon seluler sudah menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Bahkan, sampai ada guyonan bahwa orang-orang lebih baik ketinggalan dompet, ketimbang ponsel mereka.

Masuk Zona Bahaya Ketika Liburan, Tekan Tombol Ini
Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis, masyarakat Indonesia mengakses internet melalui ponsel pintarnya. Dalam riset tersebut, APJII menggandeng Pusat Kajian Komunikasi, Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia (Puskakom UI).

Penggunaan Dompet Digital Semakin Populer
Disebutkan, dalam survei yang dilakukan APJII dan Pusakakom UI, jumlah pengguna internet Indonesia pada 2014 mencapai 88,1 juta pengguna dari 252 juta jiwa total penduduk Indonesia.

"Dari 88,1 juta pengguna ini, sebanyak 85 persen mengakses internet melalui telepon seluler," ungkap Ketua APJII, Semuel Abrijani Pangerapan dalam diskusi terbatas bertema 'Indonesia Timur Lebih Butuh Broadband' di kawasan SCBD, Jakarta, Senin, 13 April 2015.

Sisanya 32 persen memakai laptop atau netbook, 13 persen memakai tablet, dan menggunakan PC sebesar 14 persen. Kata dia, rata-rata 35,3 persen masyarakat Indonesia menggenggam ponselnya untuk berselancar di dunia maya selama satu jam per harinya.

"Dilihat lebih jauh lagi, ternyata pengguna internet di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua adalah yang paling banyak mengakses internet selama satu jam dibanding wilayah lain," ujar Sammy.

Kemudian, dari total pengguna internet ini, sebagian besar mengunjungi jejaring sosial dengan persentase 87 persen, lalu diikuti dengan mencari informasi 69 persen, instant messaging 60 persen, dan mencari berita terbaru 60 persen.

Sammy mengemukakan, pemerintah sudah seharusnya membangun infrastruktur, khususnya jaringan internet berbasis fiber optik atau broadband di wilayah Indonesia bagian timur. Sebab, kata dia, dengan kehadiran broadband akan membantu pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

"Saya yakin, sektor usaha dan industri lain akan berbondong-bondong berinvestasi di Indonesia timur, yang pada ujungnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

"Kalau sudah demikian, apa yang disampaikan Bank Dunia dalam penelitiannya belum lama ini bahwa penetrasi broadband sebesar 10 persen akan meningkatkan PDB sebesar 1,38 persen itu akan terealisasi," tutur dia. (art)
![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya