Ada Banyak Tanaman Obat di Gunung Tambora

Pesona Gunung Tambora
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
Han So Hee vs Hyeri: Drama Cinta Segitiga Ryu Jun Yeol Kembali memanas!
- Ratusan jenis tumbuh-tumbuhan hinggap di tanah subur bekas letusan Gunung Tambora. Melalui jalur pendakian wilayah Kawinda To'i, peneliti juga menemukan tumbuhan yang dipercaya sebagai obat.

Cuan di Bulan Ramadan, BRI Bayarkan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

"Tumbuh-tumbuhan itu dipercaya masyarakat sekitar sebagai pengobatan. Sayangnya, saat ini masyarakat sudah jarang menggunakannya karena jarang ditemukan. Temuan ini bukan berdasarkan penelitian laboratorium melainkan hasil penuturan masyarakat," ujar Arief Hidayat, tim peneliti Pusat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di kantor LIPI, Jakarta, Selasa 12 Mei 2015.
Bopeng Parah Bekas Jerawat Ternyata Bisa Disiasati Buat Dihilangkan, Begini Caranya


Menurut Arief, setidaknya ada empat tumbuhan yang dipercaya sebagai herbal yang tumbuh di Gunung Tambora. Beberapa di antaranya bisa berfungsi sebagai obat malaria, asma, atau obat untuk menahan sakit usai melahirkan.

"Tidak hanya masyarakat, para pendaki juga kerap menggunakan tumbuhan tersebut jika saat pendakian mendapatkan serangan penyakit, seperti asma yang bisa diobat dengan tumbuhan spesies
Usnea
," tutur Arief, yang dalam tim peneliti tersebut kebagian mengobservasi spesimen flora.


Dijelaskannya, selain
Usnea
yang dipercaya bisa menyembuhkan asma, ada juga
Piper retrafractum
dan
Alstonia spectobilis
yang diyakini bisa mengobati malaria. Salah satu yang sering digunakan warga di kaki Gunung Tambora adalah
Seleginella
yang bisa membantu pengobatan sehabis melahirkan.


Sayangnya, menurut Arief, kedatangan dia dan tim tidak pada saat yang tepat. Seharusnya, mereka meneliti pada Agustus, ketimbang datang pada April.


"Bagusnya itu bulan delapan kami datang ke sana, karena saat itu tumbuhan mengalami panen. Banyak yang berbunga dan berbuah. Kalau bulan kemarin belum, sehingga masih sulit mengidentifikasi," ujar Arief.


Selain tanaman obat ini, Arief dan tim peneliti biologi LIPI, yang bekerja sama dengan kelompok ekspedisi NKRI TNI, BKSDA dan masyarakat sekitar, juga menemukan beberapa tumbuhan yang berpotensi sebagai pangan.


"Ada enam jenis tumbuhan potensi bahan pangan seperti
Pittosporum moluccanum, Ardisia, Schleichera aleasa, Diplazium esculentum,
dan
Dioscorea hispida.
Ada satu lagi yang menurut saya paling enak, yakni spesies
Uvaria
," kata dia.


Penelitian gunung yang memiliki ketinggia 2.851 meter di atas permukaan laut itu dilakukan selama 15 hari ini. Penelitian ini diklaim telah menemukan sekitar 393 spesimen tumbuhan yang terdiri dari 250 jenis. 13 di antaranya adalah jenis jamur-jamuran, delapan jenis
bryophyte
(lumut), lima jenis lichen, 56
pteridophyte
(paku), 168
gymnospermae
dan
angiospermae,
termasuk beberapa juga jenis
orchidaceae
(anggrek).


Dituturkan Arief, seluruh tumbuhan temuan hasil ekspedisi ini, termasuk spesies baru yang ditemukan di Tambora, akan diletakkan di Herbarium Bogoriense di Cibinong. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya