- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Investasi dalam teknologi telekomunikasi menjadi tantangan operator. Hal ini berkaca pada hasil investasi operator pada jaringan 3G sejak satu dekade lalu.
Meski sudah menyuntikkan investasi 10 tahun lalu, namun faktanya operator telekomunikasi belum balik modal sepenuhnya. Sementara saat ini operator telekomunikasi di Indonesia tengah gencar menanamkan investasinya dalam jaringan 4G LTE tahap kedua awal pekan ini.
Menanggapi hal ini, Indosat yakin layanan 4G LTE di Indonesia bisa lebih cepat dalam mengembalikan modal operator. Alasannya, ekosistem 4G LTE kini lebih siap dibandingkan dengan ekosistem satu dekade lalu, saat ada peralihan dari 2G ke 3G.
"3G butuh beberapa tahun, sebab ekosistem 3G dulu kan beda. Ponsel 2G dan 3G saat itu seperti langit dan bumi. Sekarang kan antara 3G dan 4G hampir nggak beda," ujar Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Tbk, Alexander Rusli, ditemui dalam cara Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) di Gedung Indosat, Kamis malam 8 Juli 2015.
Selain ketersediaan perangkat yang memperkenalkan 4G LTE, ekosistem lain yang sudah terbentuk yaitu chipset. Setiap operator, kata dia, bahkan sudah menyiapkan kartu SIM untuk mengedukasi pelanggannya masing-masing.
"Dengan ini, maka balik modal operator bisa lebih cepat. Apalagi, adopsi smartphone lebih cepat," kata dia.
Dengan kesiapan ekosistem 4G LTE tersebut, ia berharap balik modal yang dikeluarkan operator 4G LTE bisa lebih cepat.
"Kita berharap modal kita bisa (balik modal) 5-6 tahun. Kami berharap lebih cepat dengan catatan kondisi makro seperti apa," ujar Rusli.
Dalam rilis layanan 4G LTE, Indosat telah memiliki dua frekuensi yaitu pada 900 MHz, yang dirilis komersil pada akhir 2014 dan 1800 MHZ, yang dirilis awal pekan ini. (one)
Perlombaan Layanan 4G, Ini Pemenangnya
Speedtest.net acapkali menjadi acuan dalam hal kecepatan internet.
