Tiga Faktor Ini Buat Indonesia Jadi Raja e-Commerce Asia

idEA Asosiasi e-Commerce Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Dengan jumlah populasi penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia menjadi lumbung emas berbagai sektor bidang, termasuk salah satunya teknologi. Bahkan, jumlah masyarakat Indonesia itu bisa jadi senjata untuk merajai industri e-Commerce di kawasan Asia Tenggara.

Tercatat pada 2013 lalu, pasar e-Commerce Indonesia memberikan angka mencapai US$1,3 miliar. Bahkan, diperkirakan di tahun 2017, e-Commerce di Tanah Air menyentuh US$25-30 miliar, sehingga dinobatkan Indonesia sebagai raja e-Commerce di Asia Tenggara.

Dan, potensi jual-beli online tersebut akan terus meningkat, seiring penetrasi smartphone yang kian tumbuh, dan masyarakat yang sudah tersentuh oleh dunia digital di kehidupan sehari-harinya.

“Indonesia itu punya potensi yang terus membesar secara pasar, skala maupun kekuatan ekonominya. Kita bisa jadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara soal bisnis e-Commerce. Sekarang, yang punya smartphone saja baru ada sekira 70 juta,” ujar CEO PT Metraplasa penyedia Blanja.com, Aulia E. Marinto ditemui Hotel Artotel, Jakarta, Rabu 28 Oktober 2015.

Asosiasi e-Commerce Indoenesia (idEA), mengungkapkan prediksi tersebut akan terealisasi, apabila berbagai pihak saling bahu-membahu industri bisnis digital ini.

E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota

Marine Novita, tim humas idEA, mengatakan setidaknya ada tiga faktor penting yang perlu dibenahi agar optimalisasi industri e-Commerce bisa terwujud.

“Pertama, infrastruktur internet harus ditingkatkan. Seandainya saja di daerah lain internetnya seperti Jakarta, e-Commerce Indonesia akan tumbuh,” ungkap dia.

Sebab, sampai saat ini, penyebaran koneksi internet di Indonesia masih belum merata, antara di kota-kota besar dengan daerah-daerah terpencil. Hal itu menyebabkan faktor kenapa transaksi jual-beli online belum berkembang luas.

"Layanan internet di Indonesia masih mahal dan terbilang lambat dibandingkan negara-negara lain. Koneksi speed internet kita rata-rata hanya 1,6 Mbps, itu di bawah Vietnam (1,8 Mbps), Filipina (2 Mbps), Malaysia (3 Mbps), Thailand (4,8 Mbps), dan Singapura (7,9 Mbps)," tuturnya.

Kemudian, faktor kedua, yaitu perlu ditingkatkannya layanan perbankan. Sebab, kartu kredit dan internet banking menjadi cara ampuh dalam mendorong pertumbuhan industri e-Commerce.

“Masih banyak orang yang belum menggunakan layanan perbankan di sini. Padahal, layanan perbankan cukup penting untuk menopang pertumbuhan e-Commerce. Kan, mereka bisa bayar pakai kartu kredit, atau internet banking buat belanja online,” imbuhnya.

Terakhir, edukasi. Menurutnya, sebagai faktor utama lainnya yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Pemain e-Commerce Taruh Harapan ke Kabinet Baru Jokowi

“Masih perlu edukasi supaya masyarakat tahu seperti apa e-Commerce. Supaya mereka kenal fitur-fitur dan cara belanjanya, sistem pembayaran maupun keamanan yang ada di e-Commerce, itu semua perlu edukasi dari banyak pihak,” papar dia. (asp)

Pengguna smartphone

Empat Alasan Bisnis E-Commerce RI Terbesar di Asia

Indonesia memiliki jumlah pengguna smartphone terbesar di Asia.

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016