Indonesia 'Miskin' Peneliti, Ini Sebabnya

Uji darah di laboratorium
Sumber :
  • ANTARA/Syaiful Arif

VIVA.co.id – Indonesia termasuk negara dengan jumlah peneliti yang minim. Menurut data Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, perbandingan dan penduduk di Indonesia yaitu 550 peneliti per sejuta penduduk.

Era Perang Talenta, Pemerintah Upayakan Peneliti Nyaman

Merespons minimnya rasio peneliti tersebut, Direktur Eijkman Insititute, Amin Subandrio mengatakan ada tiga penyebab sedikitnya di Tanah Air.

"Ilmuwan banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa, ratio peneliti dan jumlah penduduk kecil," ujar Amin saat konferensi pers, Merck-i3L Life Sciences Award di Jakarta, Senin 13 Juni 2016.

Kolaborasi Penelitian Ini Sediakan Penghargaan Rp30 Juta

Amin mengatakan penyebab pertama minimnya peneliti yaitu kendala komunikasi. Dia mengatakan, banyak para peneliti di daerah-daerah yang tidak tersentuh komunikasi, seperti penyediaan jaringan internet. Hal itu mengakibatkan, peneliti di daerah sering ketinggalan informasi, misalnya informasi kompetisi maupun pengumuman bantuan dana hibah.

Sebab kedua menurut Amin yaitu pemetaan fasilitas. Menurutnya, fasilitas penelitian yang mumpuni hanya tersebar di Pulau Jawa saja. "Tingkat fasilitas belum merata," kata dia.

Demi Peneliti Muda, Para Senior Diminta 'Turun Gunung'

Terakhir, Amin mengatakan sebab peneliti di perguruan tinggi tidak berkembang, yaitu karena sesama perguruan tinggi masih menganggap satu sama lain sebagai pesaing.

"Kita menyadari tidak mungkin satu institusi bekerja sendiri," ujar Amin.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir

Kemenristek Ingin Ratusan Inovasi Lahir dari Penelitian

Sudah ada contoh penelitian jadi inovasi yang berhasil.

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2016