Dokter Tiongkok Ingin Transplantasi Kepala dari Dua Tubuh

Monyet yang sukses jalani transplantasi kepala
Sumber :
  • www.mirror.co.uk/Newscientist

VIVA.co.id – Apa yang dilakukan oleh dokter asal Tiongkok ini mungkin terdengar gila dan tidak masuk akal. Namun, dokter yang bernama Xiaoping Ren ini ingin melakukan transplantasi kepala dari dua tubuh yang berbeda.

China Berhasil Transplantasi Telinga Buatan

Upaya tersebut sama persis dengan  mitos makhluk Frankenstein, di mana sesosok makhluk yang dihidupkan kembali dari tubuh yang sudah mati. Bedanya, yang dilakukan Xiaoping itu 'memasang' kembali kepala di tubuh yang berbeda.

Rasa percaya diri Xiaoping semakin membubung tinggi yang sebelumnya telah berhasil melakukan transplantasi kecil. Ketika itu pada awal tahun 2016, Xiaoping melakukan transplantasi kepala monyet, dan hewan tersebut sukses hidup kembali selama 20 jam.

31-08-1968: Operasi Transplantasi Multi Organ Pertama

Diberitakan Daily Mail, Selasa, 14 Juni 2016, untuk mewujudkan mimpinya itu Xiaoping tengah membangun sebuah tim untuk melakukan transplantasi tubuh manusia untuk pertama di dunia.  Xiaoping berencana menghubungkan dua kepala dari dua badan dan 'memasangkannya' ke tubuh pendonor yang menerima kepala.

Disebutkan, rencana itu akan berhasil, lantaran Xiaoping akan menggunakan pelat logam yang dimasukkan untuk menstabilkan di leher yang baru. Sedangkan, saraf tulang sumsum belakang akan diperekat sebuah zat untuk membantu kembali hidup.

Dokter Ini Tumbuhkan Telinga di Lengan

"Kami semakin dekat dengan tujuan kami untuk transplantasi kepala manusia. Kita tidak bisa mengatakan itu akan terjadi besok, tapi dimulai tahun depan," ujar Xiaoping.

Tentu upaya Xiaoping tersebut menjadi perbincangan dan kontroversi di dunia medis. Menurut para ahli medis, kalau hal itu akan sulit mencapai keberhasilan pada manusia dan juga transplantasi kepala manusia pada dua tubuh berbeda itu tidak etis.

"Bagaimana Anda bisa meletakkan kepala satu orang pada tubuh orang lain?" kritik mantan Wakil Kesehatan di Tiongkok, Dr Huang Jiefu.

Sedangkan, Dr Abraham Shaked, seorang profesor bedah sekaligus Direktur Institut Transplantasi di Universitas Pennsylvania, mengungkapkan rencana Xiaoping cenderung aksi bodoh, bukan gila. "Gila itu sesuatu hal yang dapat dilakukan. Bodoh itu tidak harus dilakukan," imbuh Shaked.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya