- REUTERS/Jason Reed
VIVA.co.id – Ahli kanker Austria mengklaim menggunakan burkini saat berenang bisa menyelamatkan penggunanya dari potensi kanker kulit. Peneliti mengatakan, baju renang seluruh tubuh tertutup adalah yang terbaik.
Dilansir Xinhuanet, Jumat, 2 September 2016, para ahli menyatakan demikian dalam Kongres Dunia ke-16 untuk Kanker Kulit (WCC) di ibukota Austria.
"Kanker kulit yang berpotensi fatal (mengancam nyawa) seperti (kanker kulit) melanoma atau kanker yang berasal dari lapisan epidermis paling bawah (karsinoma sel basal) yang disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet,” ujar para peneliti.
Peneliti mengatakan, penggunaan tabir surya bukannya efektif melindungi kulit dari kanker tapi malah membahayakan. Sebelumnya, penelitian di Jerman menyatakan, perkembangan melanoma tidak akan berkurang meskipun pengguna memakai krim dan air pembersih. Untuk itu, burkini dianggap solusi untuk mengatasi ancaman tersebut.
"Menggunakan bukini saat ini jadi cara terbaik untuk melindungi kulit terhadap kanker,” kata ahli dermatologi Jerman, Claus Garbe.
Pakaian renang dalam bentuk burkini, awalnya dikembangkan di Australia, negara yang mana kasus kanker kulit terjadi sangat tinggi.
Bentuk kanker telah meningkat secara dramatis sejak Perang Dunia Kedua, dan diproyeksikan akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa dekade ke depan.
Kontroversi burkini memang makin hangat dalam beberapa waktu terakhir ini. Misalnya di Prancis, sudah tiga wilayah di Negeri Mode itu yang melarang Muslimah mengenakan burkini di pantai.
Pelarangan ini menimbulkan kecaman dari kelompok pendukung hak asasi manusia. Menurut mereka pelarangan tersebut adalah pelanggaran HAM yang serius dan ilegal, termasuk membatasi kebebasan beragama pada seseorang.
