Hebat, Pelajar Indonesia Sabet Medali di ICYS 2017

Tim peneliti belia ICYS Indonesia
Sumber :
  • Facebook/Monika Raharti

VIVA.co.id – Indonesia Raya berkumandang di Benua Biru berkat jerih payah peneliti belia dari Tanah Air. Delapan peneliti belia dari kontingen tim nasional Indonesia International Conference of Young Scientists atau ICYS, menampilkan enam riset dan akhirnya meraih satu emas, dua perak dan dua spesial award di Stuttgart, Jerman. ICYS diselenggarakan pada 16-11 April 2017. 

Untuk medali emas berhasil diraih tim Indonesia dalam bidang Computer Science. Tim yang terdiri dari Fira Fatmasiefa dan Bramasto Rahman Prasodjo dari Chandra Kusuma School Medan, berhasil menjadi pemenang dengan riset berjudul 'Braille Learning Algorithm’. Dalam riset ini mereka membuat alat bagi tunanetra untuk belajar Braille secara mandiri. 

Untuk medali perak berhasil diraih dalam bidang Engineering. Tim ini diwakili oleh Inosensius Alvian Sulungbudi, dari SMA Santa Angela Bandung, dengan riset berjudul 'Traditional Sasando Sound in a Modern Way'. Riset ini meneliti evolusi sasando dan membuat perangkat lunak telepon pintar untuk mengubah suara sasando elektrik menjadi seperti sasando tradisional.

Untuk medali perak kedua juga diraih tim peneliti belia Indonesia, untuk poster Mathematics dan penghargaan khusus melalui Nicholas Patrick, dari SMP Kristen Cita Hati Surabaya. 

Nicholas menyabet perak dengan risetnya yang berjudul 'New Model of Complex Plane with Cylindrical Graph', yang membuat model bidang kompleks yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah sistem dinamis.

Selanjutnya, medali perak diraih dalam bidang Environmental Science, melalui Kartika Pertiwi, dari SMAN 2 Wonosari. Kartika membawakan riset berjudul 'The Power of Tree Architecture', yang meneliti arsitektur pohon untuk pencegahan erosi.

Medali perak Environmental Science diraih Carissa Setiawan, dari Ichthus School, dengan riset berjudul: 'Fishtilizer The Utilisation of Sludge from the Fish Industry as an Organic Fertilizer'. Riset ini membuat pupuk limbah industri ikan. 

Kemudian Penghargaan khusus Life Sciences diraih Sabrina Salwa Sabila dan Gusti Salsabila, dari SMAN 1 Sampit, dengan riset dengan judul 'Kalapapa Dayak‘s Ancient Plant as a Potential Natural Cure for Tonsil'. Keduanya meneliti obat tradisional Dayak. 

Siswi SMA Yogya Bikin Pembersih Toilet dari Pelepah Pisang

Diketahui, peserta ICYS 2017 yaitu Belarusia, Brasil, Bulgaria, Kroasia, Repubik Ceko, Prancis, Georgia, Jerman, Yunani, Hungaria, India, Indonesia, Iran, Lithuania, Makedonia, Malaysia, Belanda, Polandia, Rumania, Rusia, Serbia, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Tunisia, Turki dan Ukrania. (ase)

Tim Indonesia International Conference of Young Social Scientists (ICYSS 2019)

Selamat! Siswa Indonesia Juara dan Borong Medali Internasional

Siswa Indonesia berjaya dalam ICYSS 2019 di Serbia.

img_title
VIVA.co.id
26 Agustus 2019