Cara BPPT Memproduksi Garam, Pakai Teknik 'Mencuci'

Produksi Garam di Indonesia Turun.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saiful Bahri

VIVA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, atau BPPT memiliki metode lahan terintegrasi untuk mempercepat proses produksi, serta menghasilkan garam dengan kualitas bagus, setara garam impor.

Konsep lahan terintegrasi ini dengan membangun reservoir dan saluran irigasi. Jadi, produksi garam tidak tergantung lagi dengan musim.

Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika BPPT, Imam Paryanto menjelaskan, proses produksi garam diawali dengan lahan terintegrasi dapat memotong waktu panen.

Di mana, petani garam biasanya membutuhkan waktu sampai 14 hari untuk kualitas bagus.

"Kalau teknologi kita ini bisa empat hari," ujar Imam kepada VIVA, Senin 20 November 2017.

Ia melanjutkan, setelah didapat bahan baku garam baru pengolahan di pabrik garam.

Tetapi, kata Imam, BPPT punya metode yang efektif agar hasil produksi berkualitas tinggi.

"Hanya dengan pencucian. Maksudnya, dengan larutan garam tak jenuh, sehingga nanti biasanya pengotor-pengotor yang tak larut dan larut seperti magnesium dan kalsium itu bisa berkurang," jelasnya.

Cegah Vandalisme, BPPT Sosialisasikan Fungsi InaBuoy

Ia melanjutkan, garam tinggal diolah sesuai kebutuhan, apakah bisa menjadi garam konsumsi, garam industri ataupun garam farmasi dan garam pro analisa.

Dengan proses melewati teknologi BPPT, Imam mengaku kualitas garam bisa sampai 90 persen. Sementara proses oleh petani biasa hanya 75 persen.

BPPT Gelar Penilaian dan Sidang PAK Perekayasa Nasional

Seperti diketahui, BPPT dan PT Garam (Persero) bekerja sama untuk menekan laju impor garam.

Caranya dengan membuat lahan terintegrasi dan membangun pilot project pabrik garam untuk industri di Bipolo, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Cerita Luhut Genjot TKDN, Minta Menteri Lutfi Lapor Dulu Baru Impor
Kepala BPPT Hammam Riza.

Intip Teknologi BPPT, Ada Modifikasi Cuaca hingga Tanda Tangan Digital

BPPT telah memproduksi bahan semai berjenis flare untuk operasi teknologi modifikasi cuaca dan mengembangkan tanda tangan digital.

img_title
VIVA.co.id
24 Agustus 2021