2017, Indonesia Peringkat Pertama Publikasi Internasional

Ilustrasi pendidikan.
Sumber :
  • www.pixabay.com/DariuszSankowski

VIVA – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau Kemenristekdikti sukses mencapai target mendorong dosen dan peneliti publikasi riset ke internasional. Hasilnya, sampai akhir 2017, publikasi ilmiah internasional mencapai angka 16 ribu lebih, atau tepatnya 16.147 publikasi.

Ali Mochtar Ngabalin Kasih Sinyal Ada Kepala Badan Kena Reshuffle

“Publikasi ilmiah internasional Indonesia telah mencapai target yang telah dicanangkan di awal tahun, yakni di atas angka 15 ribu publikasi,” ujar Menristekdikti, Mohamad Nasir saat acara Bedah Kinerja 2017 dan Fokus Kinerja 2018 Kemenristekdikti, di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis, 4 Januari 2018.

Nasir menyebutkan, dengan angka publikasi ilmiah internasional di atas 16 ribu, Indonesia berada di posisi teratas dari Thailand dan Vietnam. Sementara Malaysia masih unggul dalam hal publikasi ilmiah internasional.

Menristek Sebut Vaksin COVID-19 Bisa Jadi Produk Inovasi dari RI

Selama 20 tahun terakhir, Indonesia tertinggal mempublikasikan riset di kancah internasional.

Kemudian pada 2017, Indonesia mengukir prestasi. Berdasarkan Direct Open Access Journal (DOAJ), publikasi Indonesia berjumlah 1.156 dan angka tersebut membuat Indonesia menempati peringkat pertama di dunia melebihi Brasil dan Inggris.

Harga Vaksin COVID-19 Produksi Nasional Diprediksi Rp75.000 Per Orang

Untuk meningkatkan kompetensi para dosen dan peneliti pada 2017, Kemenristekdikti merevitalisasi terhadap pendidikan vokasi (Politeknik). Revitalisasi dilakukan dengan menjadikan 12 Politeknik sebagai pilot project

Tercatat sebanyak 132 dosen Politeknik diberi pelatihan dan mengambil sertifikat kompetensi internasional, 420 dosen Politeknik diberi pelatihan dan mengambil sertifikat kompetensi dalam negeri, dan 1.400 mahasiswa Politeknik diberi beasiswa untuk mengambil sertifikat kompetensi dalam negeri.

Dalam peningkatan kualitas sumber daya agar unggul dan bersaing, Kemenristekdikti telah memberikan beasiswa S2 untuk dosen sebanyak 52 (luar negeri) dan 817 (dalam negeri). 

Sedangkan beasiswa S3 untuk dosen sebanyak 965 (luar negeri) dan 8.488 (dalam negeri). Sementara melalui program PMDSU, jumlah peserta program PMDSU 3 batch sebanyak 626 peserta, 20 di antaranya lulus magister, 18 peserta batch 1 lulus doktor, dan 588 peserta lainnya masih dalam proses pendidikan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya