Mengungkap 'Dapur' Blockchain yang Diklaim Tak Bisa Diretas

Pesan hacker anonymous melalui akun Twitter.
Sumber :
  • twitpic.com

VIVA – Teknologi pencatatan transaksi terintegrasi modern atau Blockchain diklaim sebagai teknologi yang secure dan sangat sulit diretas.

WNA Asal Rusia Kongkalikong dengan Hacker Meksiko Bobol ATM di Palembang

Chairwoman of the Board of Directors Blockchain Zoo, Pandu Sastrowardoyo, memiliki alasan mengapa teknologi ini minim peretasan.

"Begini, Blockchain itu tidak pernah di-hack, karena sistemnya yang demokratis. Kalau ada satu node atau server diretas, lalu datanya berhasil diubah bahkan diambil, saya pastikan tidak akan menyebar ke node lainnya," kata dia kepada VIVA, Kamis, 1 Februari 2018.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Ia melanjutkan, tidak menyebarnya serangan siber ini lantaran masing-masing node memiliki kekuatan untuk menentukan sistem ini benar atau salah. Ini satu dari dua kekuatan security milik Blockchain.

Pandu menuturkan, kekuatan lainnya mengapa Blockchain tak bisa dijebol serangan siber adalah masing-masing node punya berlapis-lapis enkripsi.

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

Dengan demikian, Pandu optimistis kalau serangan hacking, phising dan sejenisnya, pasti menargetkan mata uang digital atau cryptocurrency dalam melakukan aksinya, bukan Blockchain.

"Karena memang duitnya di situ. Yang di-hack bukan Blockchain melainkan sistem di sekitarnya," klaim dia.

Pandu kemudian mencontohkan kasus pembobolan Bursa Saham Bitcoin Jepang, di mana yang menjadi titik masalah terletak di exchange atau transaksi perdagangan.

Seperti diketahui, Bursa Saham Bitcoin Jepang merugi hingga 523 juta koin NEM (cryptocurrency Jepang) senilai 58 miliar yen atau Rp7,1 triliun, beberapa hari lalu.

Pandu menambahkan jika diterapkan, maka Blockchain menjanjikan efisiensi dan transparansi.

Ibaratnya seperti buku kas induk di bank yang mencatat semua transaksi nasabah, hal ini yang dilakukan Blockchain.

Hanya saja, apabila buku kas induk cuma boleh dilihat dan dicek oleh pihak berwenang di bank, maka semua transaksi lewat Blockchain bisa dilihat oleh semua penggunanya.

Teknologi ini dapat mendesentralisasi kepercayaan dari pihak yang menerapkan sistem tersebut. Belum lagi tingkat kebocoran data jauh lebih rendah dibanding dengan pusat data biasa.

Penerapannya berupa sistem server sendiri dari masing-masing bank, yang 'diikat' dengan Blockchain, serta untuk update system juga dapat dilakukan dengan mudah.

Sejatinya, Blockchain juga dapat digunakan oleh berbagai sektor atau industri, selain perbankan, yang membutuhkan proses pencatatan dan validasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya