Harga Jual Pesawat Buatan Anak Bangsa N219 Rp80 Miliar

Pesawat N219 Produk Dalam Negeri ini Bernama Nurtanio.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – Pesawat buatan anak negeri N219 kini dalam proses sertifikasi. Ditargetkan proses sertifikasi pesawat berpenumpang 19 orang itu selesai tahun ini.

PT DI Siap-siap Luncurkan Pesawat Amfibi untuk 'Jembatan Udara' Antarpulau di Indonesia

Setelah tahapan sertifikasi, tentunya pesawat N219 sudah bisa dipasarkan. Untuk harga jual pesawat yang diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo itu sangat menggiurkan.

"Pesawat N219 dijual US$6 juta atau sekitar Rp80 miliar," ujar Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, saat mengisi Acara Kuliah Umum di STIKOM, Bali, Jumat, 2 Februari 2018.

Mendag Lutfi Dinobatkan Jadi Pemimpin Terpopuler oleh Warganet

Ia menambahkan butuh perjuangan panjang hingga N219 sukses diciptakan. Di mana pesawat yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) ini digarap sejak 1998 dan sukses uji terbang perdana pada Agustus 2017.

Diketahui, produsen Pesawat N219, PTDI dibiayai oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan. Sementara Lapan  merencanakan dan membuat purwarupa N219.

Sejumlah Kader NU Beli Lima Pesawat N-219

Pesawat N219 merupakan pesawat angkut ringan yang memiliki kemampuan dapat beroperasi di daerah penerbangan perintis, daerah terpencil atau pedalaman yang bandaranya tak terlalu panjang.

N219 dinamai Nurtanio karena sosoknya yang berjasa di industri penerbangan Indonesia. Pada masa awal kemerdekaan, Nurtanio bersama beberapa rekannya membuat pesawat dari logam Indonesia yang dinamai Sikumbang, Kunang-kunang dengan mesin VW, Belalang dan Gelatik serta menyiapkan produksi F-27.

Nurtanio juga berkontribusi membuat Pesawat Api Revolusi atau Arev, dari bekas rongsokan Super Aero buatan Cekoslowakia yang tergeletak di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Karena dedikasinya yang tinggi, setelah Nurtanio gugur dalam penerbangan uji coba Arev, namanya diabadikan menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada 1976. Nama itu kemudian diubah menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya