9 Aktris yang Kepergok 'Main' di Video Porno Deepfakes

Aktris Hollywood Jennifer Lawrence
Sumber :
  • REUTERS/Hannah McKay

VIVA – Dunia internet digegerkan dengan video porno palsu atau deepfakes. Ini merupakan video yang dimanipulasi dengan cara memanipulasi wajah aktris porno asli dan diganti dengan wajah orang lain, mayoritas selebriti wanita.

Viral Pria Putar Video Seks Calon Istri di Hari Pernikahan, Ini Penyebabnya

Artinya, video ini hasil kompilasi dari wajah aktris terkenal dengan tubuh seorang wanita, yang merupakan pemain porno. 

Video ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang menggantikan wajah pemeran adegan dewasa dengan selebriti dunia.

Sidang Praperadilan Siskaeee Batal Karena Polda Metro Jaya Tidak Hadir

Tujuan dari video deepfakes ini memungkinkan beralihnya fantasi atau imajinasi seksual seseorang ke internet. Hal ini tidak hanya melewati batas kesusilaan manusia, tetapi juga rasa percaya akan apa yang dilihat dan didengar.

Mengutip situs Vice, Kamis, 8 Februari 2018, salah satu aktris yang menjadi korban video deepfakes adalah Gal Gadot. Dalam video itu Gadot terlihat pada posisi tiduran di atas kasur.

Viral Video Porno Muncul Saat Guru Besar ITB Deklarasi Pemilu Adil

Si cantik pemeran Wonder Woman ini seperti siap 'main' dengan lawan jenisnya. Semua produsen film dewasa, yang bisa menerapkan AI, bisa menjadikan aktris asal Israel itu sebagai pemeran film dewasa tanpa harus teken kontrak atau mendapatkan izin dari yang bersangkutan.

Selain Gadot, aktris Emma Watson, Jennifer Lawrence, Ariana Grande, Taylor Swift, Megam Markle, Emma Watson, Sophie Turner, dan pemeran Game of Thrones, Maisie Williams, juga turut menjadi korban kejahilan dari deepfakes.

Ariana Grande di MTV Video Music Awards (VMAs) 2016

Dalam proses pembuatan deepfakes hanya mengandalkan perangkat AI berbasis open source. Algoritma tersebut menyatukan video porno dan foto aktris pilihannya, serta memungkinkan penerapan foto pada sosok dalam video bergerak.

Namun, yang harus diwaspadai, teknik ini hampir sama dengan editing foto yang menggunakan wajah seseorang untuk melakukan fitnah. Teknik ini bisa digunakan dengan tujuan yang sama, memfitnah atau membuat malu seseorang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya