Google Bisa Prediksi Penyakit Jantung Hanya dari Mata

Pria sesak napas.
Sumber :
  • Pixabay/ HansMartinPaul

VIVA – Para peneliti raksasa teknologi Google telah menemukan cara baru untuk menilai risiko penyakit jantung seseorang dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Qualcomm Snapdragon X Plus, Chipset Pendukung Laptop AI

Menurut Peneliti Medis dari University of Adelaide, Australia, Luke Oakden-Rayner, dengan menganalisis pemindaian pada bagian belakang mata pasien, maka perangkat lunak berbasis AI ini dapat secara akurat menyimpulkan data, termasuk usia penderita, tekanan darah, hingga memiliki riwayat perokok atau tidak.

Data ini kemudian dipakai untuk memprediksi risiko menderita serangan jantung dengan akurasi yang hampir sama dengan metode SCORE saat ini.

7 Rahasia Google

"Algoritma membantu para dokter untuk membuat analisa lebih cepat dan mudah dalam memutuskan risiko penyakit jantung pasien, karena tidak memerlukan tes darah," ungkap Rayner, seperti dikutip The Verge, Selasa, 20 Februari 2018.

Namun demikian, ia mengaku jika metode ini perlu diuji lebih teliti sebelum digunakan resmi secara klinis.

Google Fires 28 Employees Because of Nimbus Project

Rayner, yang mengkhususkan diri dalam analisis pembelajaran mesin (machine learning), melihat bagaimana AI bisa membantu memperbaiki alat diagnostik yang ada.

Untuk melatih algoritma, ia bersama ilmuwan Google dan Verily – anak usaha Google yang bergerak di teknologi kesehatan – menggunakan mesin pembelajaran untuk menganalisis kumpulan data medis yang terdiri dari hampir 300 ribu pasien.

Informasi ini termasuk pemindaian mata dan juga data medis umum. Seperti semua analisis pembelajaran yang mendalam, jaringan syaraf kemudian digunakan untuk menambang informasi ini untuk pola, belajar menghubungkan tanda-tanda penghubung di mata scan dengan metrik yang diperlukan untuk memprediksi risiko serangan jantung, seperti usia dan tekanan darah.

"Saat dipaparkan dengan gambar retina pada dua pasien, salah satunya diperkirakan memiliki penyakit jantung dalam lima tahun ke depan, dan satunya lagi tidak. Itu analisa Algoritma Google dengan tingkat keakuratan 70 persen," ungkapnya.

Metode ini diklaim lebih baik dari metode SCORE yang biasa digunakan untuk memprediksi risiko penyakit jantung yang memerlukan tes darah dan membuat prediksi sebesar 72 persen pada tes yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya