Misteri Sebelum Alam Semesta Lahir Akhirnya Terkuak

Ilustrasi alam semesta.
Sumber :
  • www.pixabay.com/WikiImages

VIVA – Sejak lama manusia mempertanyakan, bagaimana bentuk dunia ini sebelum alam semesta terbentuk? Fisikawan yang menghabiskan seumur hidupnya di atas kursi roda ternyata punya jawabannya.

Deretan Ramalan Ilmuwan tentang Kiamat

Dilansir melalui Xinhua Net, Selasa, 5 Maret 2018, Stephen Hawking percaya jika sejatinya tidak ada apa-apa sebelum alam semesta dan bumi ini lahir. Hawking menegaskan hal ini saat berbicara di acara televisi National Geographic.

"Kita kenal teori Big Bang, peristiwa kelahiran sesuatu yang dimulai dari hal kecil kemudian menjadi tumbuh besar. Big Bang inilah cikal bakal alam semesta yang terbentuk miliaran tahun lalu. Sampai sekarang, alam semesta masih berkembang dan masih mencari bentuknya. Lalu sebelum Big Bang ada apa? Tidak ada apa-apa," ujar Hawking.

5 Ilmuwan Tidak Percaya Tuhan, Anggap Primitif dan Takhayul

Stephen Hawking

Teori yang diungkapkan Hawking ini sangat diyakini karena berdasarkan asumsi bahwa alam semesta tidak memiliki batasan. "Batasan dari alam semesta? Alam semesta tidak punya batasan," katanya.

4 Ilmuwan Mempengaruhi Dunia, Bukan Hanya Stephen Hawking

Dalam teori Big Bang, alam semesta diyakini secara retrospektif dapat menyusut seukuran bola 'subatomik' yang sangat kecil, yang dikenal sebagai singularitas. Menurut Hawking, hukum fisika dan waktu berhenti berfungsi di dalam partikel dan energi yang kecil dan panas. Dengan kata lain, waktu menyusut tak terbatas karena alam semesta menjadi semakin kecil namun tidak pernah mencapai titik awal yang pasti.

Untuk membantu orang lebih memahami keadaan abstrak dan membingungkan ini, Hawking menyebut sebuah analogi antara waktu terdistorsi dengan teori filsuf Yunani Kuno Euclid tentang ruang-waktu, permukaan tertutup tanpa akhir.

"Tidak pernah ada Big Bang yang menghasilkan sesuatu dari nol, sepertinya itu dari sudut pandang manusia," kata Hawking.  
Dia mengisyaratkan bahwa banyak teori yang diyakini berasal dari perspektif manusia, sehingga membatasi lingkup mereka terkait dengan pengetahuan dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya