Kemampuan Mengingat Anak-anak Lebih Bagus, Ini Penjelasannya

Ilustrasi anak-anak bermain.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Otak manusia saat balita disebut sangat lentur sehingga banyak informasi yang bisa masuk dalam waktu singkat. Dalam perjalanannya, jalur otak anak-anak yang lentur ini akan menjadi tidak bisa diakses, karena adanya pengembangan neuron pada formasi saat menjadi dewasa.

Elon Musk Cetak Sejarah

Pada 2005, sebuah penelitian menemukan bahwa anak-anak usia 5,5 tahun bisa mengingat 80 persen dari apa yang mereka alami saat berusia 3 tahun. Saat mereka berusia 7,5 tahun ingatannya hanya 40 persen saja.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa anak-anak mampu mengingat beberapa hal namun mulai terhapus dari ingatan. Ahli saraf dari Rumah Sakit Anak-anak Toronto, Kanada, Paul Frankland menyatakan bahwa pertumbuhan neuron baru berhubungan dengan mengingat dan melupakan.

Inovasi Gila Elon Musk, Tanam Chip di Otak Manusia Pertama Kali

Ilustrasi anak-anak belajar coding.

Semakin bertambahnya usia, kata dia, tidak hanya bagian otak yang mulai terdegradasi namun juga menjadi tersembunyi dan tidak bisa diakses lagi memori yang ada di dalamnya.

Fakta Mengejutkan Soal Otak, Ternyata Bisa Hidup Tanpa Oksigen

Frankland melakukan penelitian terhadap tikus dewasa dan tikus muda yang disimpan di dalam kandang. Mereka berdua diberi sengatan listrik ringan.

Tikus muda langsung melupakan serangan listrik tersebut beberapa hari kemudian. Sedangkan, tikus dewasa mengantisipasi serangan listrik itu secara langsung. Tapi, lanjut Frankland, ujung-ujungnya ikut lupa beberapa saat kemudian.

Anak-anak saat menjelajah internet.

Hal ini terjadi karena proses rangsangan pertumbuhan dan perkembangan jaringan saraf, yang disebut neurogenesis. Selain itu, saat Frankland memberikan obat khusus neurogenesis pada dua tikus tersebut, tikus muda menunjukkan kemampuan untuk mengingat sesuatu lebih baik.

Ia dan tim peneliti menemukan bahwa neurogenesis tidak menghapus kenangan tapi mengembangkannya dan membuat memori aslinya sulit diingat. Hal yang sama akan terjadi pula dengan manusia.

"Kami pikir ini masalah aksesibilitas, namun ternyata semacam masalah semantik. Jika ingatan menjadi tidak bisa diakses, maka akan terhapus secara efektif," kata Frankland, dilansir situs Daily Mail, Minggu, 11 Maret 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya