Berita Hoax Bikin Ratusan Sekolah Ditutup

Ilustrasi/Kabar hoax
Sumber :
  • PeopleOnline

VIVA – Negara sekelas Inggris juga bisa terkecoh berita hoax. Ratusan sekolah di Inggris ditutup pada Senin kemarin, 19 Maret 2018, setelah menerima ancaman bom melalui email.

4 Tentara Israel Terluka Akibat Bom Hizbullah di Lebanon

Namun, setelah diselidiki ternyata ancaman ini adalah tipuan yang terkait dengan persaingan server Minecraft. Mengutip situs Kotaku, Selasa, 20 Maret 2018, lebih dari 400 institusi pendidikan terkena dampak menyesatkan tersebut.

Dilaporkan juga bahwa banyak sekolah langsung mengevakuasi seluruh siswa setelah menerima informasi ancaman bom melalui email. Departemen Kepolisian Northumbria, Newcastle, Inggris, kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasikan bahwa insiden itu adalah tipuan.

AS Kirim Ribuan Bom Lagi Buat Bantu Israel

"Divisi reserse telah memeriksa dengan teliti email - yang tampaknya berasal dari AS - dan dapat dipastikan tidak ada ancaman nyata," bunyi keterangan resmi Departemen Kepolisian Northumbria.

Kepolisian Northumbria meyakini jika salah satu email yang dikirim ke sekolah-sekolah mengatasnamakan situs Minecraft dengan menyertakan baris tanda tangan dalam aksara Arab.

Raffi Ahmad Geram Dituduh Lakukan Pencucian Uang, Begini Responnya

"Kami telah mengirim seorang siswa dengan bom. Bom itu akan meledak dalam waktu 3 jam apabila Anda tidak mengirim US$5 ribu (Rp67,7 juta) ke payments@veltpvp.com," kata seorang penyidik membaca bagian dari email yang dicurigai.

Laporan ini senada dengan apa yang ditemukan oleh Sky News, yang menyebut kalau email palsu ini seakan-akan dikirim oleh VeltPvP, situs server Minecraft.

Sky News juga mengklaim telah mewawancarai CEO VeltPvP, Carson Kalle, dan bilang mereka membuat ancaman sebagai pembalasan atas apa yang mereka katakan adalah serangan DDoS yang dilakukan oleh VeltPvP terhadap situs-situs Minecraft lainnya. Lebih dari 24 ribu email individual dikirim keluar sebagai bagian dari tipuan tersebut.

"Kami telah dilecehkan oleh sekelompok penjahat siber yang mencoba mengganggu kami. Kami sangat menyesal untuk siapa pun yang harus berurusan dengan ini. Tapi, itu semua palsu. Ini bukan pertama kalinya kami menjadi sasaran fitnah," kata Kalle, yang baru berusia 17 tahun. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya