Kisah 50 Juta Data Pengguna Facebook Bocor Demi Trump

Logo media sosial Facebook.
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVA – Facebook sedang dicaci maki banyak warga Amerika Serikat. Sahamnya pun sempat turun drastis sampai 9 persen dan harta Mark Zuckerberg hilang sampai Rp121 triliun, semua karena data 50 juta pengguna Facebook bocor.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Data 50 juta pengguna Facebook itu telah dipakai untuk memenangkan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika pada 2016 lalu. Kira-kira bagaimana bisa data-data tersebut jatuh ke tangan antek Trump?

Berbagai media menyebutkan jika orang yang paling bertanggung jawab akan insiden ini adalah Aleksandr Kogan. Pria warga negara AS keturunan Rusia itu diklaim telah membuka akses yang dimilikinya ke Facebook dan memberikannya ke perusahaan konsultan dan analisa politik, Cambridge Analytica. Aleksandr Kogan, pria yang bertanggung jawab atas kebocoran data Facebook

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Straits Times menyebut Kogan telah memilki akses ke data pengguna Facebook sejak 2007. Akses itu didapatnya saat ia tercatat sebagai Pengembang aplikasi. Aplikasi yang dimaksud adalah survei psikologi yang memungkinkan semua pengguna Facebook bergabung hanya dengan membuka Pengatura Privasi di akun mereka.

Dari data itulah Cambridge Analytica kemudian menganalisa data pengguna Facebook, mencari mana yang mendukung, tidak mendukung, dan Golput. Kampanye online melalui iklan dan konten-konten terkait dukungan Trump dan anti-Hillary Clinton pun dijejalkan ke akun-akun tersebut, untuk meyakinkan keputusan mereka memilih Trump.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Kogan dikabarkan telah menerima pembayaran sebesar US$800.000. Namun Cambridge Analytic membantah telah menggunakan teknik psychographic modelling dalam kampanye yang memenangkan Trump. Presiden AS, Donald Trump

Sejatinya, langkah yang dilakukan Kogan maupun Cambridge Analytica telah menyalahgunakan data pengguna tanpa persetujuan pemilik. Bahkan kabarnya Facebook telah memutus akses Kogan dan aplikasi buatannya di Facebook. Kogan disebut Facebook sebagai seorang pembohong.

Facebook mengatakan jika Kogan awalnya diberi akses untuk riset pengalaman pengguna, namun malah memberikannya ke pihak ketiga, Cambridge Analytica.

Facebook pun memblokir akses Kogan dan meminta pria itu untuk menghancurkan data yang telah dimilikinya, termasuk data yang ada di Cambdrige Analytica. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya