Tak Cuma Facebook, Pengguna Wajib Hapus Instagram

Instagram.
Sumber :
  • REUTERS/Charles Platiau

VIVA – Jejaring sosial Facebook tersengat pencurian data pribadi sebanyak 50 juta pengguna oleh perusahaan konsultan politik Inggris, Cambridge Analytica, yang keseluruhannya dari Amerika Serikat.

Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week

Kasus pencurian data besar-besaran yang dinamakan Skandal Cambridge Analytica ini tak hanya menyeret Facebook saja, melainkan anak usaha lainnya.

Mengutip situs Mashable, Kamis, 22 Maret 2018, pengguna media sosial juga harus mewaspadai Instagram. Selain milik Facebook, aplikasi berbagi foto dan video tersebut memiliki sekitar 800 juta pengguna aktif setiap bulannya.

Video Pengendara Motor Tertabrak Pikap, Terpental hingga Masuk Selokan

Facebook-bbc

"Mereka (Instagram) memanfaatkan data pengguna menggaet iklan. Pola ini juga dilakukan Facebook. Ini yang harus pengguna Instagram khawatirkan," kata saintolog dan sosiolog, Zeynep Tufekci. Menurutnya, Instagram adalah lahan subur bagi penguntit perusahaan.

Profil Meli Joker Selebgram yang Tewas Bunuh Diri

Aplikasi ini memungkinkan pengiklan untuk membangun profil terperinci yang menggambarkan target yang mereka inginkan, dengan menggunakan skor kategori dan subkategori, mulai dari afiliasi politik hingga tingkat pendidikan pengguna.

Dengan menggunakan data ini maka pengiklan dapat secara teoritis menargetkan kelompok-kelompok tertentu di Instagram, mirip seperti yang mereka lakukan di Facebook.

"Jadi, skandal sebenarnya bukanlah Cambridge Analytica. Karena itu adalah model bisnis fundamental Facebook," kata Tufekci.

Ia melanjutkan hampir tidak mungkin untuk mengatakan berapa banyak pengembang lain yang menggunakan data yang diperoleh dari Facebook, dan Instagram, untuk tujuan tidak baik.

Instagram.

"Jangan sampai kita lupa. Instagram menjadi 'tuan rumah' bagi banyak penyebar berita palsu atau hoax (troll) Rusia yang menyamar sebagai kelompok advokasi yang tujuannya mempengaruhi Pemilihan Presiden Amerika Serikat dua tahun lalu," tegasnya.

Tufekci menyebut troll Rusia menggunakan data demografis terperinci yang sama yang disediakan bagi pengiklan. "Ini sumber masalahnya. Dan sayangnya, masalah ini tidak ada solusi yang konkret. Jadi, singkatnya adalah hapus Facebook dan Instagram Anda. Itu saja," ungkap Tufekci. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya