Ngebet Buka Situs Porno, Siap-siap Terinfeksi Malware

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

VIVA – Para pelesir dunia maya saat ini harus kian berhati-hati. Sebab, ancaman kejahatan siber semakin menjadi-jadi. Hal ini diungkapkan Direktur Utama Sydeco, Patrick Houyoux, di Jakarta, Kamis, 22 Maret 2018.

Pejabat Korsel, AS, dan Jepang Ngumpul di Washington, Bahas Ancaman Siber Korut

"Setengah dari populasi dunia bergantung pada internet. Ini makanan empuk bagi penjahat siber," ungkapnya. Bahkan, menurut dia, kejahatan siber menggantikan kejahatan yang telah terjadi di dunia nyata sebelumnya.

Ia mencontohkan, penggunaan teknologi enkripsi untuk berbagi pesan saat melakukan sebuah kejahatan.

Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

Bareskrim Polri merilis barang bukti dan tersangka kasus kejahatan siber.

Kasubdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, AKBP Roberto Pasaribu menuturkan, saat ini pihaknya memetakan beberapa kejahatan siber seperti ujaran kebencian (hate speech) dan sindikat pornografi yang menimpa anak-anak.

Kementerian dan Lembaga Diserang Hacker

Menurut Roberto, banyaknya kejahatan pornografi anak-anak menempat peringkat ke-5 di dunia. Selain itu, jika kejahatan seks yang menggunakan media internet juga banyak terjadi di Indonesia.

"Teman-teman yang sering 'main' ke situs porno, saya pastikan 100 persen Anda akan terinfeksi. Karena di situlah malware ngumpul. Jadi, kalau kita enggak bisa menjaga diri, meskipun security-nya sangat ketat, ya, sama saja. Sekali lagi itu tergantung dari gaya hidup," kata Roberto, mengingatkan.

Ilustrasi cybercrime.

Selain itu, salah satu kejahatan siber yang paling dikenal adalah ujaran kebencian atau hate speech. Menurut Roberto, kejahatan ini menggunakan organisasi yang sangat rapi, terdapat pembagian kerja yang jelas.

"Organized crime sudah terjadi pada kita. Bagaimana hate speech dibuat. Dari pendana, penggerak, kemudian ada peluncur. Ini istilahnya sniper untuk menembak semua akun-akun. Sampai nanti terakhir provoke, membuat sebuah postingan dan itu menjadi ujaran sebuah kebencian yang sangat dahsyat," tegas Roberto.

Ia menambahkan jika dunia siber akan aman tergantung dari sejauh apa para penggunanya bisa memproteksi dirinya sendiri. Ia mengingatkan bahwa pengguna berperan paling depan untuk menjauhkan diri dari serangan siber. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya