Stasiun Antariksa China 'Batal' Jatuh di Indonesia

Ilustrasi Stasiun Antariksa China Tiangong di orbit Bumi.
Sumber :
  • Dokumen CMSA

VIVA – Prediksi dan pemantauan Stasiun Antariksa Tiangong-1 terus dilakukan. Prediksi terbaru dari peneliti sampah antariksa Prancis, Joseph Remis menunjukkan, stasiun antariksa milik China itu bakal jatuh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Stasiun antariksa tersebut bakal jatuh dari langit pada 1 April 2018. 

China Kirim Pesawat Ruang Angkasa ke China Bersama 3 Taikonaut

Menariknya, dari prediksi jatuhnya stasiun antariksa tersebut, kemungkinan Tiangong-1 bakal jatuh bukan di wilayah Indonesia. Berdasarkan data dan prediksi, Remis memperkirakan stasiun antariksa China akan jatuh di wilayah Australia pada 1 April 2018. 

Berdasarkan prediksi lintasan dan waktu masuknya Tiangong-1 ke atmosfer Bumi (reentry) pada 1 April 2018 petang hari waktu Indonesia barat, daratan yang berpotensi jadi titik jatuh bukan di Indonesia. 

Kemandirian China di Luar Angkasa

"Daratan yang berpotensi menjadi lokasi reentry ada di Amerika bagian utara, Afrika bagian tengah dan Australia bagian Selatan. Indonesia sepenuhnya bebas," kata astronom amatir Ma'rufin Sudibyo kepada VIVA, Selasa 27 Maret 2018. 

Wahana Antariksa China Kirim Foto Berwarna dari Bulan

Peneliti Bidang Astronomi dan Astrofisika Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rhorom Priyatikanto Rhorom mengonfirmasi data dari Remis tersebut. 

Data terbaru, kata Rhorom menunjukkan, stasiun antariksa Tiangong-1 diperkirakan akan jatuh pada 1 April 2018. Untuk lokasi, Rhorom mengatakan belum bisa dipastikan, masih berupa prediksi. 

"Saat ini orbitnya sedang ada di atas wilayah Indonesia. Akan bergeser secara perlahan dan peluang jatuh di wilayah Indonesia cenderung mengecil," jelasnya. 

Peluncuran lab luar angkasa China, Tiangong-1

Tiangong-1 dalam masa operasionalnya telah mengalami setidaknya 14 kali penyesuaian ketinggian dengan menaikkan kembali ketinggian menggunakan mesin roketnya. Penyesuaian ketinggian terakhir dilakukan pada 16 Desember 2015. 

Tiangong-1 diluncurkan ke antariksa 7 tahun lalu. Selama mengorbit, astronaut China dua kali mengunjungi stasiun antariksa yang berukuran 10 meter itu. Kunjungan terakhir astronaut China ke Tiangong-1 yakni pada 2013.

Seiring berjalannya waktu, Tiangong-1 makin menurun fungsinya. Pada 4 Mei 2017, China melaporkan ke  Komite PBB untuk penggunaan aktivitas antariksa secara damai, Tiangong-1 akan masuk kembali ke atmosfer Bumi. Kala itu, China melaporkan, wahana itu mengalami kerusakan dan tidak dapat dikontrol sejak 16 Maret 2016. 

Sebagai gantinya, China mengirimkan Tiangong-2 ke antariksa pada 2016. Negeri Tembok Raksasa ini akan meluncurkan stasiun antariksa raksasa pada 2020-an

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya