Wah, Google di Balik Facebook Sedot Data Telepon Pengguna

Telepon - smartphone - mobile phone - hp - gadget - internet - generasi milenial - Facebook
Sumber :
  • REUTERS/Thomas White

VIVA – Facebook ternyata tidak hanya menjual data penggunanya tapi juga bisa merekam riwayat panggilan telepon dan SMS, khususnya pengguna smartphone Android. Ini merupakan perkembangan terbaru yang ditemukan di dalam penggunaan Facebook selama ini.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Dilansir melalui ABC News, Selasa, 27 Maret 2018, diketahui jika Facebook mengambil riwayat telepon dan SMS dibantu oleh Google, sebagai pengembang Android. Facebook diketahui mulai mengumpulkan data telepon dan SMS penggunanya sejak 2015, terutama mereka yang menggunakan smartphone berbasis Android. 

Semua dilakukan melalui aplikasi Messenger maupun Facebook Lite. Namun data pengguna yang memberikan izin saja yang terdampak.

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

"Hanya mereka yang memberikan izin saja yang kami akses. Namun kami tidak pernah mengumpulkan data berupa konten atau isi dari telepon atau SMS itu," kata pihak Facebook.

Lalu mengapa hanya pengguna Android yang bisa diakses data-datanya? Menurut CEO dari perusahaan keamanan Securosis, Rich Mogull, Apple sangat ketat melindungi privasi penggunanya. Bahkan pengguna juga diberikan kendali sendiri atas informasi yang boleh dan tidak boleh dibagian ke pihak ketiga.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Faktanya, Google memang mempersilakan pengembang aplikasi (termasuk Facebook yang memiliki Messenger dan Facebook Lite) untuk mengakses sistem telepon dan SMS pengguna Android. Syaratnya hanya sebuah aplikasi yang membutuhan akses ke kontak pengguna. Sekali pengguna setuju maka Android bisa memberikan akses ke riwayat komunikasi pengguna.

Hal ini dikabarkan telah berlangsung sejak 2012, usai peluncuran OS Jelly Bean. Jika ada pengguna Android yang ingin menginstal sebuah aplikasi maka mereka harus setuju untuk memberikan akses ke sistem telepon dan SMS. Jika menolak, maka jangan harap aplikasi bisa digunakan.

Namun pada 2015, ketika Google merilis Android 6.0 Marshmallow, notifikasi terkait izin akses dipisah. Artinya, pengguna menyetujui untuk berbagi info kontak di smartphone tapi boleh menolak untuk mengakses riwayat telepon dan perpesanan. Sayang, tidak banyak pengguna Android yang mengunduh versi terbaru itu.

Pengumpulan data di Android ini juga diyakini sebagai bagian dari bisnis model iklan Google. Sama halnya dengan Facebook yang menggunakan informasi detail pengguna agar bisa menghubungkan mereka dengan iklan yang sesuai. Ini merupakan saluran mereka mendapatkan pundi-pundi uang. Sedangkan Apple tidak terlalu bergantung karena uang yang mereka dapatkan berasal dari penjualan smartphone atau layanan seperti Apple Music dan sejenisnya.

"Bisa jadi Facebook merupakan puncak gunung es. Ternyata memang banyak pihak yang melakukan pengumpulan data seperti ini," ujar kepala analis dari Technalysis Research, dikutip dari ABC News.

Sayangnya, pihak Google tidak memiliki data berapa aplikasi yang mampu mengakses data pengguna, atau berapa log panggilan pengguna yang dibagikan ke developer. Google menolak untuk berkomentar lebih jauh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya