Temukan Jual Beli Data, Facebook Hadiahi Rp542 Juta

Sorot Facebook - Media Sosial Facebook.
Sumber :
  • REUTERS/Dado Ruvic

VIVA – Facebook menunjukkan respons tinggi atas masalah penyalahgunaan data pribadi penggunanya. Di tengah skandal penambangan dan pembocoran data pengguna yang melibatkan Cambridge Analytica, Facebook meluncurkan program berhadiah bagi pengguna yang melaporkan penyalahgunaan data. 

Menerapkan Perlindungan Data Pribadi Bukan Tugas yang Mudah

Dalam pengumumannya, dikutip dari Newsroom Facebook, Rabu 11 April 2018, media sosial raksasa itu siap menghadiahkan US$40 ribu atau Rp542 juta, bagi pengguna yang bisa membuktikan adanya jual beli data pada platform Facebook. Program berhadiah ini dinamakan Data Abuse Bounty. 

"Program ini akan memberi penghargaan pada orang pertama yang mengetahui dan membuktikan kasus mengumpulkan, mentransfer data pengguna ke pihak lainnya yang dilakukan aplikasi di platform Facebook, untuk dijual, dicuri atau digunakan untuk penipuan maupun pengaruh politik," jelas Kepala Produk Keamanan Facebook, Collin Greene. 

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Petinggi Facebook itu menuturkan, program Data Abuse Bounty ini mirip dengan program menemukan risiko keamanan pada platform Facebook, Bug Bounty Program. 

"Jadi kami akan memberi penghargaan sesuai dengan dampak dari masing-masing laporan. Memang tidak ada maksimal (nilai penghargaan), laporan bug yang berdampak tinggi telah mengumpulkan sebanyak US$40 ribu bagi yang memberikan kepada kami," ujarnya. 

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Facebook.

Greene menuturkan, Facebook akan mengulas semua laporan yang sah dan merespons secepat mungkin, saat teridentifikasi ada ancaman penting pada informasi pengguna. 

Jika Facebook mengonfirmasi penyalahgunaan data tersebut, maka mereka akan melakukan tindakan tegas, yakni mematikan aplikasi jahat. Greene menuturkan, jika diperlukan, Facebook tak segan untuk mengambil langkah hukum kepada perusahaan yang menjual atau membeli data pengguna. 

"Kami akan membayar semua orang yang melaporkan masalah (penyalahgunaan data) dan kami akan mengingatkan mereka yang terdampak," jelasnya.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya