BMKG Rilis Aplikasi Kualitas Udara, Ada Info Gempa Juga

BMKG merilis aplikasi pemantau kualitas udara
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Koto Tabang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa 1 Mei 2018 meluncurkan sebuah aplikasi berbasis Android yang dapat memberikan informasi tentang kualitas udara.

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

Peluncuran Aplikasi hasil karya tim teknologi informasi dan analisis dari kantor GAW Koto Tabang ini dihadiri secara langsung oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Kantor GAW Koto Tabang, Sumatera Barat.

Aplikasi versi 1.0 yang kemudian diberi nama Global Atmosphere Watch Kualitas Udara (GAWku) ini tidak hanya memberikan informasi tentang kualitas udara, namun juga memberikan informasi tentang titik api dan kegempaan.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

"Aplikasi ini adalah merupakan pelengkap dari sarana yang sudah ada di BMKG. Informasi yang tersedia pada aplikasi ini adalah tentang atmosfer, prakiraan cuaca harian, hari tanpa hujan, informasi Hotspot, gas rumah kaca dan kegempaan," kata Kepala Kantor GAW Koto Tabang, Sumatera Barat, Hartanto, Selasa 1 Mei 2018.

Khusus untuk informasi tentang Hot Spot, kata Hartanto, BMKG GAW Koto Tabang, bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang memiliki cukup data pemantauan Hotspot yang ada di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Dengan adanya aplikasi ini, Hartanto mengharapkan, masyarakat Indonesia akan memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih detail lagi tentang atmosfer, kualitas udara dan informasi lainnya yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi BMKG.

Berdasarkan data dari tim IT yang mengembangkan Aplikasi GAWku ini, Hartanto menjelaskan, sudah ada 17 pengguna yang mengunduh, menginstal dan menggunakan aplikasi ini. 

Dari ke 17 pengguna itu terdiri 14 pengguna dari Indonesia, Amerika Serikat 1 pengguna, India 1 Pengguna dan Taiwan 1 Pengguna. 

"Diharapkan setelah diluncurkannya aplikasi ini, maka semakin banyak pengguna, terutama di Indonesia yang memanfaatkan aplikasi ini untuk mengetahui informasi terkini," ujar Hartanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya