Tak Laku, Facebook 'Bunuh' Fitur Trending

Ilustrasi tombol dislike Facebook.
Sumber :
  • Reuters//Dado Ruvic/Illustration

VIVA – Dalam waktu dekat Facebook akan menghapus fitur Trending mereka. Alasannya karena tidak ada yang menggunakan fitur tersebut. 

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

"Dari penelitian kami menemukan bahwa dari waktu ke waktu, orang menemukan produk itu harusnya bermanfaat. Tapi ini tidak berguna sama sekali," kata Head of News Products Facebook, Alexandra Hardiman, seperti dilansir dari Newsroom Facebook, Sabtu, 2 Juni 2018.

Fitur ini, lanjut Alex, telah membuat banyak permasalahan bagi Facebook. Pada 2016 misalnya, dikabarkan bahwa Trending menggunakan tenaga manusia untuk menjalankannya.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Tak lama kemudian, tenaga manusia itu digantikan oleh teknologi algoritma. Namun, setelah penggunaan teknologi itu, Trending malah disusupi berita palsu atau hoax. Berita bohong yang ada dalam Trending ternyata tidak saja kebetulan, namun terus berulang selama beberapa hari.

Ia memperkirakan, kemungkinan sedikitnya pengguna fitur ini salah satu alasannya karena Trending tidak langsung terlihat pada aplikasi ataupun versi mobile. "Padahal, di dua aplikasi itulah banyak digunakan pengguna," jelasnya.

Facebook dan Instagram Down, Pengguna Ramai-ramai Ngeluh di X: Sudah Beberapa Jam Tumbang Semua!

Meski begitu, ia tidak menjelaskan apakah Trending mengalami penurunan trafik setelah algoritma menggantikan posisi tenaga manusia. Alex menambahkan, cara orang mengonsumsi berita di platformnya pun telah berubah.

"Inilah yang memungkinkan Trending tak dipakai. Ke depannya, Trending kemungkinan akan digantikan dengan label Breaking News, tab berita lokal, dan program berita yang bisa dilihat dalam layanan video Facebook Watch," kata Alex.

Logo Facebook.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

The Taliban in Afghanistan have announced plans to restrict or completely block access to Facebook, a move condemned by rights activists. The Taliban’s acting minister of

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024