Puluhan Ribu Karyawan 'Diharamkan' Pakai WhatsApp

WhatsApp.
Sumber :
  • http://support.pandasecurity.com/

VIVA – Perusahaan pemasok suku cadang mobil asal Jerman, Continental AG, mengeluarkan kebijakan melarang seluruh karyawannya menggunakan aplikasi WhatsApp dan Snapchat di lingkungan perusahaaan.

Apple Hapus Aplikasi WhatsApp dari App Store

Keamanan data pengguna menjadi penyebab utama pelarangan. Mengutip situs Channel News Asia, Rabu, 6 Juni 2018, sebanyak 36 ribu karyawan perusahaan yang berpusat di Hannover, Jerman, ini terkena dampak peraturan tersebut.

Sementara, total jumlah karyawan Continental AG di seluruh dunia mencapai 240 ribu orang. Melalui memo internal, manajemen Continental AG mengatakan dua aplikasi media sosial tersebut mempunyai 'kekurangan' karena mendesak pengguna untuk bisa melihat kontak dan identitas yang terdapat pada ponsel.

WhatsApp Punya Fitur Menemukan Pesan dengan Cepat

"Kami secara resmi melarang seluruh karyawan menggunakan aplikasi media sosial WhatsApp dan Snapchat pada lingkungan perusahaan terhitung sejak peraturan diresmikan," kata Chief Executive Officer Continental AG, Elmar Degenhart.

Undang-undang Data Pribadi atau GDPR resmi berlaku di Uni Eropa pada 25 Mei 2018. Menurut aturan baru ini bisa diterima untuk mengalihkan tanggung jawab pengguna terhadap UU Perlindungan Data.

Mantan Ajudan SYL Ungkap Ada Pesan WA dari Firli ke SYL, Tapi Langsung Dihapus

Meski begitu, aturan ini tidak berlaku surut. Artinya, Elmar mengaku kalau manajemen Continental AG siap menghilangkan peraturan tersebut apabila WhatsApp dan Snapchat sudah mematuhi GDPR.

Kasus kebocoran data yang dilakukan Facebook terkait kampanye politik Calon Presiden Amerika Serikat Donald John Trump pada 2016 berhasil membawa 87 juta data pengguna Facebook. Pada awal tahun ini, Facebook mengakui kesalahan yang telah mereka perbuat. (ann)

WhatsApp.

Apple Deletes WhatsApp from App Store in China

Apple on Friday deleted WhatsApp and Threads from its App Store in China after being ordered to do so by the Chinese government.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024