Fintech dan Gamifikasi Jadi 'Senjata' Literasi Keuangan

Ilustrasi fintech.
Sumber :
  • Fintech News Switzerland/Pixabay

VIVA – Literasi keuangan di Tanah Air pada 2014 hanya 36 persen atau 90 juta jiwa. Tahun lalu, jumlah ini meningkat, namun tidak sampai 50 persen atau sekitar 130 juta jiwa. Padahal, pemerintah menargetkan bisa mencapai 75 persen.

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

Kemudian, berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, jumlah pengguna internet pada 2017 mencapai 143,26 juta jiwa atau 54,68 persen dari total penduduk Indonesia sebesar 262 juta jiwa.

Angka ini meningkat dari 2016 yang mencapai 132,70 juta atau 7,96 persen jumlah pengguna internet di Tanah Air. Dari segi usia, kelompok milenial atau usia di bawah 34 tahun adalah paling aktif menggunakan internet.

Memahami Pentingnya Literasi Keuangan: Kunci untuk Keberhasilan Finansial

Penduduk berusia 13-18 tahun penetrasi penggunaan internetnya mencapai 75,5 persen dan berusia 19-34 tahun sebesar 74,23 persen. Hal ini tidak ingin disia-siakan oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) untuk meningkatkan literasi.

Kepala Divisi Teknologi Informasi Asuransi Jiwasraya, Bagus Wiharjanto, mengatakan, salah satu kebijakan yang tertera dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini adalah layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech).

BSI Ungkap Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah

Ia memandang maraknya fintech beberapa tahun ini dinilai sebagai peluang. Fintech, dalam konteks asuransi, bisa membantu melahirkan inovasi-inovasi yang memudahkan proses berasuransi, seperti asuransi mikro dan kecelakaan diri.

Dengan begitu bisa mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi juga membantu meningkatkan literasi keuangan. Fintech bisa menjadi ‘senjata’ untuk edukasi pengguna dan masyarakat. Apalagi, transaksi layanan keuangan dari asuransi digital baru mencapai empat persen.

"Kita sudah meluncurkan aplikasi JS Simple Protection dan JS Mikro Sahabat. Tahun ini fintech," kata Bagus kepada VIVA, Kamis 7 Juni 2018.

Ia juga menyebutkan akan mengembangkan fitur-fitur yang ada di fintech perusahaan BUMN tersebut seperti fitur gamification. Gamifikasi dalam konteks ini adalah penetapan elemen game dalam literasi keuangan.

"Untuk menambah produk. Kita masukkan unsur-unsur game ke dalam aplikasi sebagai bagian dari literasi. Tahun ini mudah-mudahan jalan. Fintech bungkusnya, implementasi melalui aplikasi atau mobile app," jelas dia.

Sementara itu, Direktur Utama Asuransi Jiwasraya, Asmawi Syam, terus mendorong peningkatan literasi keuangan dengan memberikan polis asuransi kepada 1.000 pemudik yang berangkat melalui jalur darat dan laut.

"Kami memberikan perlindungan Asuransi Kematian secara gratis dengan nilai pertanggungan Rp5 juta per orang dan berlaku satu bulan sejak polis dalam bentuk kartu diaktifkan," kata Asmawi.

Dari 1.000 pemudik, sebanyak 430 pemudik diberangkatkan dengan bus Damri dari Jakarta dengan tujuan ke Yogyakarta, Wonogiri, Pati, Purwokerto, dan Lampung. Sementara 570 pemudik lainnya diberangkatkan dengan kapal Pelni masing-masing dari Pontianak, Balikpapan, dan Makassar dengan tujuan Surabaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya