Tik Tok Klaim Punya Teknologi Filter Konten Negatif

Logo Tik Tok.
Sumber :
  • Instagram/@unihorn.id

VIVA – Local Marketing Manager Tik Tok Indonesia, Dina, mengaku memiliki teknologi untuk menyaring atau mem-filter konten negatif di platform-nya.

An Unusual and Adorable Bus in Alaska, for Dog Only

Teknologi itu merupakan gabungan dari kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan Human Resources (HR), dan sudah ada sejak awal diluncurkan pada September 2016.

"Kami pastikan konten negatif di platform kami dapat berkurang. Dari awal sudah ada tapi akan kita tambahkan lagi," klaim Dina, di Jakarta, Senin, 9 Juli 2018.

Polwan Cantik Ditangkap, Kematian Nirwana Selle hingga Penemuan Remaja Putri

Selain itu, menurut Dina, terdapat tombol Report untuk memastikan penggunanya bisa melaporkan sejumlah konten negatif yang ditemukan.

Nantinya, Tim Manajemen Tik Tok beserta sistem akan menurunkan atau take-down konten tersebut secepat mungkin.

Lahirkan Konten Kreator Kecantikan Lewat Ajang Beauty Star on TikTok

Larangan berbuat aktivitas negatif di aplikasi ini juga sudah disediakan seperti dilarang SARA, bully, pornografi, dan politik.

"Aplikasi kami adalah rumah bersama untuk berkreasi. Ada antisipasi untuk konten negatif. Kalau Anda menemukan konten negatif bisa tekan tombol Report. Nanti, tim dan sistem bergerak," papar dia.

Bertemu KPAI

Dalam pertemuannya dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hari ini, Tik Tok telah menjelaskan sistem awal untuk mengontrol platform-nya.

Aplikasi asal China ini juga diharapkan untuk melakukan perbaikan maksimal dalam komitmen perlindungan anak di Indonesia dari konten negatif.

Sementara itu, Komisioner Bidang Pornografi dan Cyber Crime KPAI, Margareth Aliyatul, menyatakan, sebagai platform, Tik Tok tidak boleh lepas tangan begitu saja terhadap penyebaran konten negatif yang terjadi di aplikasi mereka.

"Kami mendesak agar mereka (Tik Tok) membersihkan platform-nya dari konten negatif. Ini sangat berdampak buruk bagi anak-anak. Kami akan terus mengawasinya, dan meminta masyarakat juga ikut mengawasi," tegas Margareth. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya