Ada 'Bukit Hantu' di Mars, Begini Penampakannya

Bukit pasir di permukaan Planet Mars
Sumber :
  • NASA/JPL/University of Arizona

VIVA – Para ilmuwan telah menemukan ratusan bukit pasir berbentuk bulan sabit di Planet Mars. Bukit yang umum disebut gumuk pasir itu seukuran Gedung Capitol Hill Amerika Serikat dan diperkirakan telah berdiri miliaran tahun yang lalu. 

NASA Cari Volunteer untuk Tinggal 1 Tahun di Mars, Ini Syaratnya

Kurva lengkung dari gumuk pasir kuno ini merekam arah angin di Planet Merah dan memberikan petunjuk akurat mengenai iklim masa lalu Mars. Ilmuwan menduga ‘bukit hantu’ itu menyimpan bukti kehidupan masa lampau.

Dikutip dari laman Phys, Kamis 12 Juli 2018, sebuah studi merinci temuan tersebut pada Journal of Geophysical Research: Planet, a publication of the American Geophysical Union. Ilmuwan menjelaskan, ‘bukit hantu’ itu merupakan jejak kuno gumuk pasir yang telah lema lenyap di Mars.

Planet Tetangga Bumi akan Hilang 2 Minggu

Untuk proses terjadinya 'bukit hantu' itu, ilmuwan menjelaskan, lava atau sedimen yang terbawa air sebagian mengubur bukit dan mengeras, melestarikan kontur bukit pasir tersebut. Angin kemudian meniup pasir dari puncak yang terbuka dan menyisirnya keluar dari dalam, meninggalkan cetakan padat dalam bentuk gundukan.

‘Bukit hantu’ di Bumi pertama kali ditemukan pada dataran Sungai Snake di Idaho Timur, Amerika Serikat pada 2016.

Geger Atmosfer Hijau Selimuti Planet Tetangga Bumi

Studi baru dari ilmuwan ini mengidentifikasi ‘bukit hantu’ serupa terdeteksi citra satelit di lembah Hellas dan Noctis Labyrinthus di Mars. 

Ahli geomorfologi planet Universitas Washington Amerika Serikat dan penulis studi tersebut, Mackenzie Day mengatakan, salah satu dari lubang ini tidak cukup untuk memberitahukan bahwa gundukan itu adalah bukit pasir, atau padang pasir kuno.

"Ketika Anda menempatkan mereka semua bersama-sama, mereka memiliki begitu banyak kesamaan dengan bukit di Mars dan di Bumi. Anda harus menggunakan beberapa macam penjelasan fantastis untuk menjelaskan mereka sebagai apa pun selain bukit pasir," jelasnya.

Bentuk familiar

Dalam menemukan ‘bukit hantu’ di Mars, Day dan rekannya David Catling, astrobiologis Universitas Washington, menggunakan citra satelit untuk mendokumentasikan lebih dari 480 gundukan di area Noctis Labyrinthus di Planet Mars. 

Peneliti tersebut juga menemukan lebih dari 300 gundukan lubang berbentuk bulan sabit di permukaan yang halus, di dataran rendah di timur Hellas Planitia, sebuah kawah besar berumur 4 miliar tahun yang membentang sepanjang 2.700 kilometer di belahan selatan Mars.

Lubang-lubang ini memiliki kemiripan yang mencolok dengan gumuk pasir barchan, tipe gumuk pasir yang paling umum di Bumi dan di Mars. 

Gumuk pasir berbentuk bulan sabit terbentuk di permukaan datar, tanpa terhalang oleh vegetasi. Ketika angin bertiup dari satu arah dan pasir terbatas, tanduk dari bentuk sabit gumuk ini menunjuk ke arah angin yang berhembus. Pasir terakumulasi di bagian luar busur gumuk pasir, berhembus di atas bibir gumuk, dan longsor menuruni sisi gundukan pasir yang curam pada lengkungan gumuk pasir.

Bukit hantu di Sungai Snake, Idaho

Ukuran dan bentuk gumuk pasir jenis barchan ini konsisten dengan lahan gundukan aktif di Mars. Day menyatakan, gundukan di Planet Merah memiliki karakteristik yang hanya ditemukan di gumuk pasir. Gundukan sabit tunggal mungkin merupakan anomali yang aneh, tetapi banyaknya gundukan sejajar membantu mendukung hipotesis bahwa gundukan itu adalah sisa-sisa gumuk pasir kuno.

Berdasarkan perbandingan dengan gundukan-gundukan pasir, Day menghitung rata-rata gundukan berdiri sekitar 40 meter di Noctis Labyrinthus, dan 75 meter di lembah Hellas.

Tanda kehidupan di Mars

Day dan Catling memperkirakan banyaknya 'bukit hantu' di Mars terjadi pada akhir zaman Hesperian atau awal Amazon, sekitar 2 miliar tahun yang lalu. Asumsi itu konsisten dengan permukaan halus di antara lubang-lubang gundukan.

Permukaan halus itu kemungkinan dimulai sebagai cairan yang bergerak lambat yang mengalir ke padang pasir, naik 6 meter di sekitar dan di antara kaki bukit pasir kuno sebelum mengeras.

Bukit pasir di Mars terbentuk dari air yang mengalir dan gunung berapi aktif. Bukit-bukit pasir mungkin tertutup oleh lahar, seperti aliran yang sebagian mengubur bukit-bukit pasir di Sungai Snake di Idaho, lumpur yang terbawa air adalah kemungkinan lain.

Tanpa adanya pasir baru untuk memberi makan bukit-bukit pasir, angin akhirnya mengikis puncaknya hingga ke tingkat selimut batu mereka dan di bawahnya, menggali lubang-lubang yang membentuk dasar-dasar bekas bukit pasir. Dilihat dari atas, pinggiran pada medan gundukan ini menggambarkan bentuk bukit yang menghilang.

Day mengatakan, mekanismenya mungkin berbeda di dua lokasi di Mars tersebut. Noctis Labyrinthus terletak di wilayah yang sering memiliki aktivitas gunung berapi dan dipenuhi dengan batuan vulkanik. Sedangkan medan gundukan di cekungan Hellas merupakan hilir dua cekungan besar yang diukir oleh air.

Menurut penulis studi tersebut, gumuk pasir memiliki lebih banyak informasi untuk para ilmuwan tentang lingkungan kuno di Mars. Celah ini bisa menjadi tempat yang baik untuk mencari tanda kehidupan dari waktu yang lebih lama di Mars.

"Kita tahu bahwa bukit pasir di Bumi dapat mendukung kehidupan, dan bukit pasir di Bumi sangat mirip dengan bukit pasir di Mars. Satu masalah yang Mars tidak miliki adalah radiasi permukaan. Jika Anda berada di dalam gundukan pasir, atau di bagian bawah bukit pasir, Anda adalah kehidupan mikroba," ujar Day.

Gumuk pasir dapat melindungi manusia dari banyaknya radiasi. Mungkin tidak ada yang tinggal di sana sekarang, namun jika ada apa pun di Mars, gumuk pasir adalah tempat yang lebih baik untuk dilihat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya