Xiaomi 'Apple dari Timur', Akhirnya Melantai di Bursa Hong Kong

Xiaomi resmi melantai di Bursa Efek Hong Kong
Sumber :
  • Instagram/@xiaomi.global

VIVA – Setelah menunggu sekitar satu tahun lamanya, akhirnya, nama salah satu raksasa teknologi China, Xiaomi, resmi terpampang di papan berjalan di Bursa Efek Hong Kong.

Xiaomi Redmi Pad Pro Dirilis Global, Intip Spesifikasi dan Harganya

Ya, perusahaan yang memproduksi smartphone, peralatan pintar hingga produk gaya hidup lainnya, memulai perdagangan perdana pada Senin 9 Juli 2018, setelah melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

Awalnya, IPO Xiaomi ditargetkan mencapai US$100 miliar (Rp1.421 triliun). Namun, direvisi dua kali, yaitu US$85 miliar (Rp1.208 triliun) dan US$65 miliar (Rp924 triliun).

Coba-coba Bikin Mobil Listrik, Xiaomi Dibuat Kaget

Xiaomi memasang harga IPO pada angka kisaran HK$17 hingga HK$22 (Rp31 ribu sampai Rp40 ribu) per saham. Perusahaan yang dikomandoi oleh Lei Jun ini akan menjual sekitar 2,18 miliar saham.

Tapi, nampaknya Xiaomi bersikap realistis dan mematok harga minimal Rp31 ribu atau HK$17.

Apple Kehilangan Posisi sebagai Perusahaan Smartphone Teratas, Kalah Saing dengan Samsung

Dengan harga per saham sebesar itu, maka perusahaan yang dijuluki 'Apple dari Timur' itu nampaknya harus puas dengan perolehan nilai yang totalnya US$54 miliar (Rp768 triliun).

Angka jauh lebih rendah nilai terakhir yang dipaparkan Xiaomi, yaitu US$65 miliar (Rp924 triliun). Bahkan, sesaat setelah IPO, harga saham perdana Xiaomi mentok di angka HK$16,6 (sekitar Rp30 ribuan), turun dari harga IPO mereka HK$17.

Padahal, IPO Xiaomi digadang-gadang menjadi yang terbesar di industri teknologi sejak Alibaba Group Holding Ltd memperoleh dana dari pasar modal sebesar US$25 miliar (Rp355,3 triliun) saat melantai di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, pada 2014.

Perusahaan yang berbasis di Beijing, China, dan berdomisili di Cayman Island itu, menyebutkan dana hasil IPO sekitar 30 persen untuk penelitian dan pengembangan.

Lalu, 30 persen untuk memperluas dan memperkuat kemampuan internet, 30 persen untuk ekspansi global dan sisanya buat modal kerja. Berdasarkan prospektus perseroan, sekitar tujuh investor akan kunci saham selama enam bulan.

Investor tersebut setuju membeli saham senilai US$584 juta (Rp8,31 triliun). Pembuat chip, Qualcomm, berkomitmen beli saham sekitar US$100 juta (Rp1,42 triliun), dan CICFH Entertainment akan membeli saham sebesar US$192 juta (Rp2,73 triliun).

Sumber: Financial Times, Investing, CNBC

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya