Huawei Tawarkan Smart Grid, Teknologi Pengelolaan Listrik Pintar

Paparan Huawei Indonesia mengenai Smart Grid.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Perusahaan teknologi China, Huawei, lewat Smart Grid mencoba untuk mendorong transformasi digital di Indonesia. Solusi tersebut merupakan cara untuk memaksimalkan energi listrik dalam 4 hal seperti generation, transmission, distribution, dan juga untuk user.

Laptop yang Bisa Menangkap Sinyal WiFi Ratusan Meter Dijual di Indonesia

Smart Grid merupakan konsep untuk mengelola penggunaan listrik. Pengelolaannya ini lewat teknologi, informasi, dan komunikasi – dalam hal ini melalui smartphone.

"Digitalisasi untuk energi itu perlu. satu untuk manajemen dan kedua untuk efisiensi energi. Harusnya pembangkit bisa dipakai diutilitas 90 sampai 95 persen Karena cuma dipakai di satu daerah, cuma 50 persen dipakai," ungkap Executive Product Manager Huawei Indonesia, Arri Marsenaldi, di Jakarta, Kamis, 12 Juli 2018.

Menuju IKN Cerdas: BSSN-Huawei TechDay 2024 Perkuat Ekosistem Digital Indonesia

Penggunaan listrik akan lebih termonitor karena menggunakan teknologi. Dari penambahan daya dan pembayaran lebih simpel dengan Smart Grid.

Debut Huawei MatePad 11.5 PaperMatte Edition di Indonesia

Smartphone menjadi perangkat penghubung user dengan perusahaan penyedia listrik. Tidak seperti sebelumnya yang melalui proses pembayaran tradisional jika membayar listrik pasca maupun prabayar.

Lebih Terkontrol

Pada kesempatan yang sama, Senior Solution Manager Huawei Indonesia, Herry Kurniawan, menuturkan bagi pemerintah dengan adanya Smart Grid, penggunaan energi juga lebih terkontrol dan bisa dilihat dengan laporan yang mendetail.

"Contoh listrik prabayar dan pascabayar ada effort yang dilakukan. Dengan itu (Smart Grid) semua tidak perlu dilakukan. Hanya menggunakan mobile phone. Mengubah daya juga bisa," jelasnya.

Hanya saja, ia menginginkan Smart Grid juga didukung pemerintah lewat kebijakan untuk mempermudah pemakaian. Termasuk juga memberikan subsidi bagi perangkat penggunaan listrik tersebut.

Entah dari kebijakan atau dari regulasi. Sebab, ini manajemen efisiensi. Pemerintah juga bisa secara langsung bisa monitor karena subsidi," kata Herry. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya