Fosil Bayi Ular Langka Ini Salah Diidentifikasi, Ternyata Tak Terduga

Fosil bayi dinosaurus di dalam baru amber
Sumber :
  • www.newscientist.com/Ming BAI, Chinese Academy of Sciences (CAS)

VIVA – Sekitar 100 juta tahun yang lalu, seekor bayi ular menetas di sebuah pulau tropis di Samudera Hindia. Bayi ular yang ukurannya hanya mencapai 10 cm panjangnya, terjebak dalam getah yang mengalir dari pohon.

Monster Laut Raksasa Setinggi 82 Kaki Ditemukan di Pantai Inggris, Bisa Jadi Reptil Laut Terbesar

Potongan getah itu tetap terkubur walaupun saat ini pulau tersebut sudah menjadi bagian dari negara Myanmar. Ketika akhirnya digali beberapa tahun yang lalu, sisa-sisa fosil itu sempat salah diidentifikasi oleh peneliti. Awalnya kerangka tersebut diidentifikasi sebagai kelabang atau lipan dan batu amber. Fosil tersebut kemudian dijual kepada seorang kolektor pribadi.

Dikutip dari laman New Scientist, Kamis 19 Juli 2018, saat telah dipelajari oleh tim internasional yang memindai amber untuk membangun citra kerangka 3D, ternyata fosil dalam batu itu di luar dugaan.

Ngeri, Kejanggalan Bermunculan Setelah Otak Atik Fosil Mengerikan Ini

“Tidak diragukan lagi bayi itu adalah ular,” kata anggota tim peneliti, Michael Caldwell dari Universitas Alberta, Kanada, palaentolog yang mengkhususkan diri dalam mempelajari ular dan kadal purba.

Hal yang mengejutkan lagi, fosil bayi ular itu ternyata hidup di era dinosaurus.

Penemuan Fosil Purbakala Utuh Gegerkan Kudus Jawa Tengah

Ular temuan itu adalah ular pertama yang ditemukan dalam batu amber. Sayangnya, ukuran fosil itu hanya sekitar 4 cm dari paruh belakang ular yang bertahan, sehingga tengkoraknya sudah hilang. 

Tim juga mempelajari potongan batu amber kedua. Isinya seperti apa yang mereka pikir. Potongan kulit ular yang lebih besar, mungkin dari spesies yang sama dengan fosil bayi. Namun, dalam hal ini tim tidak dapat sepenuhnya yakin bahwa kulit berasal dari ular, kemungkinan lain berasal dari kadal.

Fosil ular itu disebut langka. Di dunia ini, hanya sekitar 15 fosil yang ditemukan pada periode dinosaurus. Namun tidak pernah ada ular yang ditemukan di dalam batu amber. 

"Ini benar-benar yang pertama," kata Caldwell.

Dia berharap akan segera menemukan fosil lainnya. Caldwell menuturkan, fosil ular di dalam batu amber lainnya mungkin sudah ada dalam koleksi para kolektor. Sayangnya koleksi tersebut belum dapat diidentifikasi.

Fosil paling sering dalam baru amber adalah jenis serangga. Potongan-potongan dinosaurus dan burung juga pernah ditemukan. Pada tahun lalu tim lain mengungkapkan penemuan burung kuno yang paling awet yang pernah mereka temukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya