Perilaku Belanja Online Sepanjang Ramadan 2018, Fesyen Paling Diburu

Ilustrasi belanja online.
Sumber :
  • Paymill

VIVA – Ramadan menyisakan tren unik pada masyarakat tanah air. Bulan puasa itu menjadi bulan berbelanja daring paling tinggi dalam budaya masyarakat Indonesia. Untuk mengetahui tren perilaku ini, aplikasi daring riset pasat Snapcart meneliti perilaku konsumen Indonesia sepanjang Ramadan lalu.

Belanja di Pasar Tradisional Bisa Online? Ini Kata Kementerian BUMN

Hasilnya menunjukkan 79,2 persen konsumen mengetahui dan mengikuti program spesial Ramadan dari situs-situs belanja daring di Indonesia. Program Ramadan dari Shopee memperoleh awareness paling tinggi 73 persen, diikuti oleh Tokopedia 58 persen, Bukalapak 30 persen, Lazada 28 persen, JD.ID 14 persen, dan Blibli 10 persen.

Data riset Snapcart mengemukakan, 62 persen responden menjawab aktif berpartisipasi dalam program Ramadan Goyang Hujan Emas dan Big Ramadan Sale dari Shopee. Diikuti 45 persen responden menjawab berpartisipasi dalam program Shake-Shake dan Semarak Ramadan Ekstra dari Tokopedia, dan 16 persen responden berpartisipasi dalam program Puashake dan Puasale dari Lazada. 

Diskon Gede-gedean di Jakarta Great Online Sale 2020, Ini Daftarnya

Peringkat berikutnya responden berpartisipasi dalam program serupa dari Bukalapak, JD.ID, dan Blibli.

“Tiga yang pertama adalah situs belanja online terbesar di Indonesia, sehingga sangat populer dikunjungi pembelanja online,” kata Business Development Director Snapcart Asia Pasifik, Felix Sugianto, dalam keterangannya, Senin 23 Juli 2018.

Barang-barang Ini Diprediksi Laris saat New Normal

Media sosial merupakan media yang paling banyak diakses konsumen untuk mendapatkan informasi program Ramadan. 52 persen responden mengetahui program Ramadan dari media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan YouTube; 44 persen,  tahu melalui iklan di televisi; 44 persen tahu melalui iklan di media online lain; 27 persen tahu melalui iklan di aplikasi-aplikasi daring; 18 persen tahu melalui kabar dari mulut ke mulut ; 11 persen melalui iklan luar ruang; dan 9 persen tahu dari berita media massa.

Fesyen paling diburu

Riset Snapcart menunjukkan, pakaian dan aksesori fesyen masih menempati posisi paling tinggi, yakni 40 persen pembelanja daring membeli produk-produk ini. Diikuti 28 persen membeli produk-produk digital seperti game, aplikasi berbayar, asuransi daring, dan lain-lain; 23 persen membeli produk kosmetik dan kebutuhan personal.

Selain itu 21 persen membeli gadget dan aksesorinya; 17 persen membeli produk kebutuhan rumah tangga; 16 persen membeli sepatu; 15 persen membeli pakaian dan perlengkapan bayi, dan 15 persen membeli berbagai jenis tas.

“Ini sesuai dengan budaya orang Indonesia yang merayakan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri selalu dengan memakai baju baru. Yang menarik, kini berbelanja produk fesyen semakin banyak dilakukan melalui situs belanja online,” ujar Chief Revenue Officer Snapcart Asia Pasifik, Soon Lee Lim.

Produk berdasarkan gender

Dari perspektif gender, 66 persen perempuan menyukai program Ramadan Goyang Hujan Emas dan Big Ramadan Sale dari Shopee. Sedang para pria, 36 persen  menyukai program Ramadan Shake-Shake dan Semarak Ramadan Extra dari Tokopedia.

Membandingkan gaya berbelanja perempuan dan para pria Indonesia di kala Ramadan. Para pria Indonesia, setelah membeli kebutuhan prioritas pertama pakaian dan fesyen, kemudian prioritas keduanya yakni 16 persen  para pria lebih suka beli gadget dan asesorinya. Hal ini berbeda dengan para perempuan, dimana setelah prioritas pertama membeli pakaian dan fesyen, prioritas keduanya 
yakni 21 persen perempuan akan membeli kebutuhan personal dan kosmetika. 

“Ini sebenarnya wajar juga, para perempuan dimana-mana memang lebih memprioritaskan kosmetik daripada gadget. Sebaliknya pria Indonesia, mereka lebih suka beli gadget setelah tercukupi beli pakaian,” kata Soon Lee Lim.

Inovasi in-app Games Lebih Disukai

Riset Snapcart juga menanyakan, bentuk gimmick belanja online apa yang disukai konsumen? Separuh lebih dari responden yakni 33% menyukai model cashback; 22% menyukai flash sale; 21% menyukai games-games menarik seperti Goyang Hujan Emas, Shake-Shake, dan Pulshake; dan 17% menyukai diskon belanja.

Menurut Felix Sugianto, keunggulan riset pasar menggunakan aplikasi Snapcart adalah data lebih faktual dan real-time. “Karena responden selain menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Mereka juga meng-upload struk belanjaannya melalui Snapcart. Sehingga, bisa dianalisa barang-barang apa
saja yang konsumen beli, berapa jumlah belanjaannya, kapan dia belanja, dimana dia berbelanja,dan lain-lain. Sehingga data riset lebih kaya insight perilaku konsumen,” ujar Felix Sugianto. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya