VisionIFRS, Teknologi yang Bikin Bank Enggak Repot

Multipolar Technology mengenalkan solusi VisionIFRS
Sumber :
  • VIVA/Amal Nur Ngazis

VIVA – Otoritas Jasa Keuangan sudah menetapkan standar akuntansi internasional bagi lembaga keuangan untuk pelaporan ke Bank Indonesia.

BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 1,36 Triliun

Standar tersebut yang dinamakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71, bakal berlaku efektif di Indonesia pada 1 Januari 2020. 

Penerapan PSAK 71 atau dikenal juga sebagai International Financial Reporting Standard (IFRS) 9 sudah kurang dua tahun lagi.

Bank Muamalat Cetak Laba Rp 14,1 Miliar pada 2023, Aset Tumbuh 9 Persen

Standar akuntansi internasional ini mensyaratkan bank harus mengalokasikan pencadangan lebih besar agar bisa lebih siap dalam menghadapi krisis.

Menyambut hak tersebut, PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) sebagai System Integrator terkemuka di Indonesia turut mendukung sektor perbankan supaya mengimplementasikan PSAK 71, dengan menghadirkan solusi VisionIFRS.

Bareskrim Naikkan Kasus Pemalsuan Dokumen Eks Gubernur Sumsel ke Tahap Penyidikan

Solusi VisionIFRS membuat bank leluasa dalam menetapkan kriteria peringkat dan tahapan sesuai kebutuhan internal, termasuk juga mendefinisikan jenis segmentasi yang dapat digunakan. Solusi ini sudah memasukkan parameter lain misalnya makro ekonomi sehingga bank lebih maju dalam perencanaannya.

"Kalau sudah pakai VisionIFRS, mudah melakukan simulasi rate yang optimal. Aman, tapi tidak merepotkan," ujar Division Head BankVision, Multipolar Technology, Andreas di Jakarta, Senin 23 Juli 2018.

VisionIFRS juga dilengkapi fitur prediktif Forward Looking Adjustment dan Scenario Generator, untuk memperhitungkan dampak dari faktor-faktor ekonomi terhadap hasil akhir perhitungan kerugian kredit yang diperkirakan (ECL). 

Desain solusi VisionIFRS memberikan keleluasaan bagi pengguna dilengkapi dengan fitur simulasi sehingga bank dapat mensimulasikan berbagai variasi segmentasi untuk mendapatkan tarif yang paling wajar dan menggambarkan keadaan bank yang sesungguhnya. 

Dia mengibaratkan solusi VisionIFRS memungkinkan bank bisa memantau cadangan yang aman bagi kantor cabang di daerah, sehingga bisa mengalokasikan sumber daya keuangan bank bagi penyaluran kredit dengan lebih cepat. 

Keunggulan dari solusi VisionIFRS lain, yakni solusi ini sudah terintegrasi sepenuhnya dengan core banking atau mesin utama layanan perbankan. Dengan demikian, proses bisa lebih cepat implementasinya. 

Andreas mengatakan, perusahaannya menargetkan solusi VisionIFRS ini bisa dipakai oleh bank dan lembaga keuangan lain sebelum penerapan IFRS 9 pada 2020. Soal target, Multipolar Technology sudah penjajakan dengan sembilan perbankan di luar bank syariah.

"Sembilan bank. Ini kan akan mulai 2020. Jadi, bulan Oktober tahun ini ada pasti (sudah sepakat). Karena kan butuh waktu untuk implementasi pada 2020," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya