- www.pixabay.com/maiconfz
VIVA – Blockchain telah mencuri perhatian di berbagai institusi di dunia. Dengan menghilangkan jasa perantara, teknologi ini menarik potensi yang memudahkan kedua belah pihak dalam sebuah transaksi.
Blockchain merupakan sistem basis data global online yang berisi sekumpulan data transaksi di mana sistem basis data ini dapat dilihat secara umum (open source), seperti buku kas induk di bank yang mencatat semua transaksi nasabah.
Teknologi yang digadang-gadang anti diretas ini juga mencatat semua transaksi yang dilakukan penggunanya. Diam-diam, PT Multipolar Technology Tbk juga ‘menaksir’ potensi dan ingin mendalami Blockchain.
"Blockchain itu new technology yang sebetulnya sudah mulai diaplikasikan di beberapa case untuk men-solve masalah-masalah yang ada sekarang," jelas Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology, Jip Ivan Sutanto kepada VIVA, Senin 23 Juli 2018.
Dia menjelaskan, aplikasi Blockchain bisa beragam. Teknologi ini bisa dipakai untuk mengidentifikasi manajemen, know your customer (KYC), instalment, back office banking, letter of credit sampai supply chain, pengiriman dan lainnya.
Menurutnya dengan berbagai aplikasi tersebut, untuk di Indonesia, aplikasi yang paling memungkinkan yakni untuk perbankan. "Yang sekarang, beberapa yang saya tahu lagi dipakai sektor perbankan. Itu untuk back office," tuturnya.
Bicara soal ekosistem di Indonesia untuk mematangkan teknologi Blockchain, Jip berpandangan perlu adanya kolaborasi dan komunikasi intens dengan komunitas Blockchain yang ada di tanah air. Tujuannya, supaya aplikasi Blockchain ini bisa betul-betul memberikan manfaat.
"Cuma memang kita lihat kemampuan kita, ada beberapa yang pendekatan, yang banyak sektor industri yang mana kita harus berkomunikasi dengan komunitasnya," jelas dia.
Multipolar Technology mengaku menimbang solusi yang ditawarkan teknologi Blockchain. Jip memberikan sinyal, perusahaannya ke depan bisa saja memakai dan mengaplikasikan teknologi Blockchain. "Kita masih dalam rangka eksplorasi (Blockchain). Baru masih riset untuk Indonesia," ungkapnya.
