Smart City Menyimpan 'Bom Waktu', Mudah Dipermainkan Hacker

Ilustrasi hacker.
Sumber :

VIVA – Pengaplikasian Kota Pintar atau Smart City akan mengubah kekhawatiran penduduk suatu wilayah. Berdasarkan sebuah penelitian mereka yang tinggal di kota merasa lebih khawatir soal peretasan atau hacker ketimbang di luar perkotaan.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Penelitian dari IBM menemukan 17 kerentanan baru dari Smart City. Dilansir laman CNet, Jumat, 10 Agustus 2018, peretas berpotensi untuk mengubah sistem yang ada di dalamnya seperti mengubah sinyal trafik hingga mengirim banyak peringatan palsu atau hoax.

Salah satu yang ditemukan adalah mudahnya mengakses sistem karena password yang default serta jaringan yang terbuka bagi siapa saja.

Perusahaan Teknologi Jepang Siap Bantu IKN Jadi 'Smart City'

"Ini adalah tipe masalah Application Security 101. Anda tidah boleh mengekspos device apapun di internet," ujar peneliti keamanan siber, Daniel Crowley.

Peneliti keamanan siber lainnya, Jennifer Savage, mengatakan dengan pengambilan kontrol pada Smart City para peretas mampu menyebarkan kepanikan di seluruh kota.

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

Hal ini pernah terjadi pada negara bagian Dallas, Texas, Amerika Serikat, setelah peretas menyebarkan sirine peringatan angin puting beliung atau tornado palsu.

Kedua peneliti ini juga menemukan bahwa perangkat pada Smart City tersebar secara luas pada mesin pencari untuk menemukan gawai atau gadget yang terkoneksi internet bernama Shodan.

Informasi di dalamnya meliputi orang yang membeli perangkat, kota tempat tinggal, dan kegunaan perangkat itu. Ditemukan dalam beberapa kasus bahwa terdapat informasi perangkat terpasang password default dan dapat diambilalih.

Keduanya memberi peringatan bahwa peretas mampu membuat konsekuensi. Mereka menyebutkan dapat menutup fasilitas kota seperti jalan dan lampu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya