Gojek Sebentar Lagi Untung, tapi Bukan dari Transportasi

Jasa transportasi ojek daring GO-JEK
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Pendiri dan Kepala Eksekutif Gojek, Nadiem Makarim mengungkapkan, perusahaannya kini makin dekat mencetak keuntungan pada semua nyaris layanan mereka, kecuali segmen transportasi. Bos Gojek itu mengharapkan perusahaan bisa untung sepenuhnya pada semua segmen dalam beberapa tahun ke depan. 

Momen Lebaran, Bos Pos Indonesia Tegaskan Nonstop Layani Transaksi Masyarakat

"Kami melihat banyak daya tarik offline ke online pada semua bisnis kami, dan kami hampir mencetak keuntungan, kecuali segmen transportasi," jelas Nadiem kepada Reuters, dikutip Senin 20 Agustus 2018.

Selain segmen transportasi, Gojek memiliki segudang layanan yakni Go-Food, Go-Box, Go-Tix, Go-Med, Go-Massage, Go-Clean, Go-Glam, Go-Auto, Go-Pay, Go-Points, Go-Pulsa, Go-Bills.

PKS Bikin Posko Mudik Nasional, Syaikhu Ingatkan Beri Layanan Terbaik untuk Masyarakat

Gojek memang sukses memberikan solusi daring kepada masyarakat di Tanah Air. Awalnya mengenalkan layanan ojek daring pada 2011, kini Gojek tumbuh berevolusi dari layanan berbagi tumpangan (ride hailing) menjadi aplikasi satu pintu terbesar di Asia Tenggara yang memungkinkan pengguna untuk membayar daring sampai memesan makanan sampai kebutuhan gaya hidup milenial. 

Saat ini, Gojek sudah menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan trafik setidaknya mencetak lebih dari 100 juta transaksi per bulan dari 20-25 juta pengguna bulanan mereka.

Meski Ekonomi Sulit, Pasar-pasar di Timur Tengah Tetap Ramai Jelang Idul Fitri

Dengan traksi yang makin besar dan sukses di kandang, Gojek kini mengepakkan sayap bisnisnya dengan berekspansi ke pasar luar negeri. 

Pada Mei lalu, Gojek siap menginvestasikan US$500 juta atau Rp7,1 triliun untuk ekspansi layanan mereka di Vietnam, Singapura, Thailand dan Filipina. 

Menurut laporan Temasek, nilai pasar layanan ride hailing di Asia Tenggara ditaksir mencapai US$20,1 miliar atau lebih dari Rp287 triliun secara kotor pada 2025 dibanding US$5,1 miliar atau Rp71 triliun pada 2017.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya