Perusahaan Teknologi Asal Jerman Ini Tidak Hanya 'Jualan Mentah' Saja

Managing Director SAP Indonesia, Andreas Diantoro.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – SAP, penyedia perangkat lunak aplikasi untuk perusahaan, mengaku bahwa tujuh dari sepuluh perusahaan terkemuka di Indonesia menggunakan teknologi asal Jerman tersebut.

Siap-siap Kesal Baca Berita tentang Model Ini

Managing Director SAP Indonesia, Andreas Diantoro, mengatakan saat ini fokus mencari dan mengembangkan teknologi terbaik, serta mengesampingkan integrasi teknologi satu dengan yang lainnya.

"Akibatnya data tidak 'bunyi', sehingga banyak waktu yang hilang. Tipikal perusahaan masih banyak yang seperti itu. Kami punya teknologi mulai dari front hingga back office. Dari kantor ke ruang rapat, gudang ke etalase, desktop ke perangkat mobile. Jadi membuat segala macam proses data menjadi tertata rapi, step by step," kata Andreas di Jakarta, Senin 27 Agustus 2018.

Google Fires 28 Employees Because of Nimbus Project

Hingga kini, ia melanjutkan, SAP sudah mempunyai lima ribu produk yang dibagi ke dalam 12 line of business. Teknologi yang dimiliki SAP antara lain artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan), internet of things (IoT) dan Blockchain.

"Kami tidak hanya menyediakan software tapi juga proses bisnis di setiap industri. Yang membedakan kami dengan yang lain adalah kami tidak menjual 'mentahnya' saja. Klien tidak perlu mengolah lagi. Analoginya, SAP sediakan baju yang langsung bisa dipakai. Kami ingin mewujudkan perusahaan cerdas ke pelanggan," tegas dia.

Kata Kritikus Seni Rupa soal Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA

Ia lalu memberi contoh misi SAP dalam memajukan Indonesia adalah membantu penjualan hasil kelapa sawit di beberapa negara. Produk ini diketahui sempat diblokir di Eropa dan Amerika Serikat akibat pembakaran lahan yang berpengaruh terhadap kelestarian hewan dan hutan lindung.

"Tapi, karena memakai teknologi Blockchain, mereka jadi tahu di mana asal muasal minyak goreng tersebut. Mereka bisa melihat zona perusahaan di aplikasi dalam kategori hijau, merah, ataupun kuning," jelas Andreas. (ren)

Bursa kripto.

Cocok untuk Content Creator, Aset Kripto Ini Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto yang mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT, Web2 dan Web3 resmi diperdagangkan.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024