Ogah Bergantung ke Malaysia, Kalimantan Ingin Bangun PLTN

Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto (kanan).
Sumber :
  • Dokumentasi Batan

VIVA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Timur mengajukan diri untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN karena kekurangan pasokan listrik, khususnya bagi industri besar seperti pertambangan. Selain itu, keberadaan PLTN juga mengurangi ketergantungan dari Malaysia terkait ketersediaan listrik.

Perbaiki Dop Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Dunia

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, Djarot Sulistio Wisnubroto, mengatakan permintaan pembangunan PLTN, khususnya di Kalimantan Barat, sangatlah tinggi karena kebutuhan listrik di sana cukup tinggi, terutama untuk industri seperti PT Inalum.

"Listrik tidak bisa dipasok dari Malaysia yang kelebihan energi. Ini sebenarnya keinginan dari Pak Oesman Sapta Oedang (Oso) yang ingin listrik tidak perlu impor dan selalu tergantung dari Malaysia," katanya, usai Acara Wisuda Sarjana Sains Terapan STTN-BATAN di Yogyakarta, Selasa 4 September 2018.

Viral Jukir Liar di Alfamart Rusak Mobil Pelanggan, Polisi Tetapkan Tersangka

Oesman Sapta yang kini menjabat Ketua DPD RI, menurut Djarot, akan menyampaikan langsung kepada pemerintah pusat untuk memperoleh izin pembangunan PLTN. Meski prosesnya masih cukup panjang namun langkah ini merupakan solusi yang baik untuk mengatasi kekurangan pasokan energi.

"Apalagi di Kalbar itu perusahaan yang mengolah uranium," jelas Djarot.

Gegara Pulang Awal saat Lebaran Tanpa Izin Suami, Istri Tewas Alami KDRT

Ia menuturkan, Kalimantan Timur juga tertarik untuk membangun PLTN. Bahkan, Djarot mengungkapkan, Pemerintah Provinsi telah memberikan lahan kepada BATAN di Bulupinum untuk dijadikan lokasi pembangunan PLTN.

"Tapi ini sekali lagi tergantung pemerintah pusat terkait izin. Apalagi ini tahun politik," tutur pria asli Yogyakarta ini.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Yogyakarta, Edy Giri Rachman Putra, menambahkan keseriusan Pemprov Kalimantan Barat untuk memiliki PLTN juga ditunjukkan dari jumlah mahasiswa utusan daerah dari sana yang setiap tahun jumlahnya bertambah bersekolah di STTN-BATAN.

"Tahun ini kita mewisuda 101 mahasiswa STTN dan 28 di antaranya mahasiswa utusan daerah dari Kalimantan Barat. Kami berharap mereka saat kembali lagi ke daerahnya dan bekerja di sana dapat mengembangkan ilmu yang sudah didapat dari STTN-BATAN," kata Edy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya