Elon Musk: Manusia Hidup dalam Simulasi

Elon Musk saat menghadiri kompetisi SpaceX Hyperloop Pod II.
Sumber :
  • REUTERS/Mike Blake

VIVA – Pendiri dan Kepala Eksekutif Space X, Elon Musk mengatakan, manusia terjebak dalam eksistensi seperti film Matrix. Menurutnya manusia merupakan bagian dari simulasi peradaban yang kuat

Video Aksi Heroik Pengendara Motor dengan Berani Adang Mobil Lawan Arah

Mengingat alam semesta telah berusia 14 miliar tahun, Musk meyakini, ada waktu bagi peradaban lain muncul sebelum manusia hadir di Bumi kurang dari 10 ribu tahun lalu. Dia meyakini peradaban tua itu kemungkinan akhirnya menciptakan manusia. 

"Jika kamu mengasumsikan peningkatan, maka permainan tidak bisa dibedakan dari kenyataan, ataupun peradaban akan berakhir. Salah satu dari dua hal itu akan terjadi," ujar Musk dilansir laman Express, Kamis, 13 September 2018. 

Kisah Perjuangan Vikyo, Dari Warnet Hingga sebagai Influencer

Musk menuturkan, karena itulah manusia saat ini berada dalam simulasi. Dia telah lama percaya pada teori simulasi. Pada 2016, bos Tesla itu membandingkan kehidupan dengan video game

"40 tahun dari sekarang, kita akan punya photorealistic, simulasi 3D dengan miliaran orang dan akan terus bertambah baik setiap tahunnya. Secepatnya, kita akan punya virtual reality, kita punya augmented reality," kata Musk. 

Tradisi Sapu Koin di Indramayu Bikin Celaka Pengendara Motor

Musk menyatakan, kemajuan video game turun drastis tetap saja akan terus berjalan maju secara relatif terhadap kehidupan nyata. Artinya game akan menjadi kehidupan nyata.

Filsuf asal Prancis, Rene Descartest, mengusulkan teori simulasi saat menulis mengenai brain-in-a-vat dalam Meditasi 1641. Dia menyatakan otak manusia dikontrol melalui laboratorium. 

Teori Descartes akhir populer lagi pada 2003 setelah filsuf Nick Bostrom menulis paper dengan judul 'Are you living in a simulation?'.

Bostrom menyatakan, generasi masa depan akan mampu membuat komputer sangat kuat yang hampir tidak bisa membedakan antara realitas dan simulasi. 

"Maka akan menjadi kasus sebagian besar otak kita tidak termasuk ras asli namun orang yang disimulasikan dari keturunan ras asli," kata Bostrom. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya