Begini Cara Indonesia Bikin Vaksin, Sudah Ekspor ke 130 Negara Lho

Vaksin Campak dan Rubella (MR).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA – PT Bio Farma adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang satu-satunya memproduksi vaksin di Indonesia. Ada 12 produknya yang sudah diakui oleh WHO (World Health Organization) dan telah diekspor 130 negara.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

"Produk kami sudah diekspor ke 130 negara, dan 49 diantaranya adalah OKI (Organisasi Konferensi Islam). Kami sudah diakui oleh WHO, artinya vaksin yang kami hasilkan adalah bahan yang aman dan dijamin badan kesehatan dunia," ujar Research and Development Bio Farma, Neni Nurainy dalam diskusi vaksin, Jakarta, Jumat, 21 September 2018.

Vaksin terbuat dari kumpulan kuman yang disimpan dalam suhu minus 70 derajat. Tahap pertama untuk memproduksinya adalah dengan pengambilan bibit vaksin terbaik, seperti virus atau bakteri agar jumlahnya memenuhi kebutuhan pembuatan vaksin.

Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Kedua ialah penanaman virus atau bakteri pada suatu media yang sudah dimurnikan. Caranya dengan menumbuhkannya dalam reaktor.

"Ketika bakteri sudah memenuhi standar jumlah tertentu, maka akan dipanen. Dengan penyaringan atau menambah protein," ujarnya.

Sering Dialami Anak-Anak dan Mudah Menular, Apa yang Perlu Dilakukan Untuk Cegah Gondongan?

Tahap berikutnya, melakukan pelemahan atau inaktivasi virus atau bakteri. Lalu, dilakukan pemurnian pada proses purifikasi, untuk menghilangkan zat-zat yang tidak relevan dengan produk vaksin.

"Filterisasi dilakukan dengan memberikan tekanan tertentu, agar larutan yang ingin dimurnikan masuk melalui membran penyaringan. Dilakukan hingga hanya tersisa komponen yang diinginkan," tuturnya.

Langkah selanjutnya, vaksin diformulasi dengan zat tambahan, seperti pengawet. Terakhir, melakukan pengisian vaksin ke dalam kemasan disertai pemasangan label.

Neni menimpali, pembuatan vaksin tidak mudah. Rangkaian prosesnya perlu waktu enam hingga delapan bulan, tentu berbeda dengan membuat resep masakan. Juga harus memenuhi sistem yang ditetapkan BPOM dan WHO.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya