Instagram Media Sosial Terburuk untuk Kesehatan Mental

Instagram.
Sumber :
  • Sunnyside Social Media

VIVA – Sudah banyak temuan yang mengungkapkan dampak buruk media sosial terhadap kesehatan mental. Mulai dari kurang tidur, kecanduan, hingga cyberbullying.

Survei Indikator: Mayoritas Publik Tak Setuju Hasil Pemilu yang Menangkan Prabowo-Gibran Dibatalkan

Penelitian terkait yang belum lama diterbitkan, dari Center for Mental Health. Makalah yang dihasilkannya, menyebutkan media sosial adalah biang bagi kerusakan mental remaja.

"Bukti tentang peran media sosial dan kaitannya dengan kesehatan mental masih muncul. Banyak yang telah ditulis mengenai potensi risiko dan bahaya. Di antaranya dampak positif dan negatif yang telah terungkap," demikian isi dari laporan, dikutip dari Metro, Kamis, 27 September 2018.

2 Alasan Kejagung Masih jadi Lembaga Hukum Paling Dipercaya Publik Versi Indikator

Peneliti lainnya, menggambarkan efek media sosial dapat menyebabkan kepanikan moral, akibat adanya ketidaksetaraan yang mencolok. Tak sedikit orang, terutama kalangan muda, yang kemudian frustasi, karena secara sengaja atau tidak, mereka telah membandingkan dirinya dengan orang lain. Pernyataan ini ditulis oleh Andy Bell, Deputy Executive Centre for Mental Health, yang dimuat di laman MSN pada 19 September 2018.

Namun, di samping itu, dari sederet media sosial, termasuk Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan Snapchat, Instagram memiliki reputasi terburuk. Dalam artian, yang paling memberi dampak terhadap munculnya kecemasan, depresi, serta bullying di dunia maya.

Survei Indikator: 51,3 Persen Pemilih Ganjar Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu

Tudingan terhadap Instagram itu bukan isapan jempol. Peneliti telah melakukan survei #StatusOfMind, yang mengumpulkan jawaban dari 1.479 anak muda usia 14 hingga 24 tahun dari seluruh Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Survei dilakukan pada Februari hingga Mei tahun 2017, dengan meminta untuk memberi skor positif dan negatif terhadap platform media sosial.

Dari lima platform tersebut, Instagram menerima skor negatif terbanyak. Hal ini karena, menurut peneliti, Instagram menjebak pengguna memiliki harapan yang tidak realistis, perasaan tidak mampu, dan rendahnya harga diri.

Konten yang diunggah di Instagram, pada umumnya berbasis foto. Tak sedikit di antaranya, memamerkan kemolekan fisik. Masalah terjadi ketika pengguna tak memiliki penampilan menarik seperti yang dilihat di media sosial. Hal inilah yang menyebabkan Instagram menerima skor terburuk, terutama untuk kategori citra tubuh.

Seperti ditulis salah satu responden survei, "Instagram dengan mudah membuat perempuan dan wanita merasa seolah-olah tubuh mereka tidak cukup baik, karena orang-orang menambahkan filter dan mengedit gambar mereka agar terlihat sempurna."

Sementara itu responden lain mengaku, "Melihat teman-teman terus-menerus berlibur atau menikmati malam mereka, dapat membuat orang muda merasa seperti 'hilang', sementara yang lainnya menikmati hidup."

Dari lima jejaring sosial yang termasuk dalam survei, YouTube menerima nilai tertinggi untuk kesehatan dan kesejahteraan pengguna. Menyusul Twitter berada di urutan kedua, diikuti oleh Facebook dan kemudian Snapchat. Sedangkan Instagram, sudah jelas berada di urutan paling belakang.

Survei #StatusOfMind, diterbitkan oleh Royal Society for Public Health Kerajaan Inggris. Metodenya meminta responden untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana platform media sosial yang berbeda, memengaruhi 14 masalah terkait dengan kesehatan mental atau fisik mereka.

Meski demikian, survei ini tak mengesampingkan nilai positif yang dipetik responden dari media sosial. Semua platform menerima skor positif untuk poin identitas diri, ekspresi diri, pembangunan komunitas dan dukungan emosional.

YouTube juga mendapat nilai tinggi karena membawa kesadaran akan pengalaman kesehatan orang lain, untuk menyediakan akses ke informasi kesehatan yang dapat dipercaya dan untuk mengurangi tingkat depresi, kecemasan, dan kesepian dari pengguna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya