Mitigasi Bencana Pakai Video Lagu 'Becak' Ibu Sud, Begini Jadinya

Foto udara: Kawasan tanah bergerak (likuifaksi) yang terjadi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018 di Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang, Sumatera Barat merilis sebuah video edukasi gempa berdurasi 2 menit 53 detik. Lirik Video yang dibuat peneliti LIPI Eko Yulianto itu mengambil nada lagu berjudul ‘Becak’ gubahan Ibu Sud itu, berisi tentang kondisi potensi kegempaan dan tsunami di Indonesia. 

Miris, Ayah Rudapaksa Anak Kandung Berulang Kali Usai Nonton Video Porno

Video ini merupakan video mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Sengaja dibuat agar 
dampak yang ditimbulkan akibat bencana itu, terutama sekali korban jiwa dapat diminimalkan. Dalam video itu, selain menceritakan potensi kegempaan dan tsunami, juga tercantum lirik bagaimana cara-cara untuk menyelamatkan diri ketika bencana yang menakutkan itu datang.

Beberapa penggalan lirik video itu antara lain, “Tinggal di Indonesia bersama banyak gempa tsunami juga ada di desa dan di kota. Ayo kita siaga agar slamat semua, lekas-lekas pahami tandanya. Kalau gempa melanda lindungilah kepala, jauhi dari kaca masuklah kolong meja,”. 

Antisipasi Letusan Lebih Besar, 5.000 Korban Erupsi Gunung Ruang Dilarang Tinggalkan Pengungsian

“Saat gempa mereda, lari ke tempat terbuka, jangan lupa bawa tas siaga. Jika gempa terasa, 30 detik lamanya kuat lemah tak beda, tsunami bisa ada. Ajak sluruh keluarga ke tempat aman sementara, Tiga puluh menit waktu tersisa. Ayo berlari saja, tinggalkan mobil semua ke tempat yang kita bisa, Tiga puluh meter tingginya. Jika kita di sana, tsunami tak berdaya. Semoga kita selamat sejahtera semua,”.

Kepala Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang, Mamuri menyebutkan, video mitigasi itu dibuat berdasarkan inisiatif dari Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang. Sengaja dibuat untuk mengedukasi masyarakat, terutama mengingat wilayah Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami.

Korban Banjir Bandang Brasil Bertambah Menjadi 83 Orang

Mamuri menjelaskan, video itu sebenarnya dibuat pada 2016. Dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan kejadian gempa bumi dan tsunami di Palu. Bahkan sejak dibuat video itu selalu diputar dan dinyanyikan BMKG ketika mengunjungi sekolah-sekolah. Hanya saya, dengan adanya kejadian gempa dan tsunami di Palu, video itu kembali viral.

"Lagu ini untuk visual kita yang buat. Sedangkan untuk pemilihan nada lagu, aransemen dan lirik itu yang buat pak Eko Yulianto dari LIPI," kata Mamuri, Rabu 3 Oktober 2018.

Sumatera Barat kata Mamuri, merupakan daerah yang sangat rawan gempa bumi dan potensi tsunami. Maka dari itu, sangat diperlukan mitigasi bencana yang tepat untuk mengurangi dampak yang timbul, terutama sekali korban jiwa. Nah salah satunya itu, dari video-video yang menarik dan mudah dicerna masyarakat.

"Dari nada lagu itu, sangat mudah dicerna dan diingat karena memang sudah sangat familiar. Sasaran kita, anak-anak yang duduk di bangku sekolah bisa memahami mitigasi melalui video itu," ujar Mamuri.

Mamuri berharap, selain BMKG instansi terkait lainnya seperti BPBD lebih banyak lagi merilis video serupa, selain tetap melakukan mitigasi bencana dalam bentuk lain. Tujuannya, agar ke depan dampak yang timbul terutama korban jiwa bisa diminimalkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya