Robot Humanoid, Dikagumi Lalu Ditakuti

Robot Erica
Sumber :
  • Instagram/@kyopec

VIVA – Robot sudah lama menjadi dambaan sekaligus kekhawatiran manusia. Salah satu sumber kecemasan bagi manusia adalah robot bisa mengancam pekerjaan manusia. Namun suka tidak suka, keberadaan robot memang sebuah keniscayaan yang tak dapat ditolak. 

Guru SMA Ini Beda dari yang Lain

Bisa dilihat, semakin ke sini makin banyak robot yang dibuat oleh perusahaan teknologi di berbagai belahan dunia. Mulai dari robot fungsional sampai robot yang mirip manusia atau robot humanoid. 

Para ahli punya pandangan utama, salah satu cara agar robot diterima oleh manusia adalah wujudnya harus semirip mungkin dengan manusia. 

Arab Saudi Perkenalkan Humanoid Baru, Robot Pria Ini Malah Lakukan Hal Tak Senonoh di Depan Publik

"Robot akan hidup bersama dengan manusia cepat atau lambat," ujar psikolog Jepang spesialis hubungan manusia dan robot, Hiroko Kamide dikutip Japantoday, Senin 8 Oktober 2018.

Profesor Universitas Osaka Jepang, Hiroshi Ishiguro sepakat dengan Kamide. Dia meyakini humanoid merupakan alat yan sangat penting untuk memahami manusia dan cara terbaik untuk meningkatkan interaksi antara manusia dengan robot.

Al-Jazari, Ilmuwan Muslim Penemu Robot Humanoid

Robot humanoid Jepang, Aiko Chihira.

"Otak yang kita miliki punya banyak fungsi untuk mengenali manusia. Antarmuka alami untuk manusia adalah manusia itu sendiri," jelas Ishiguro. 

Tanda-tanda robot sudah mulai masuk ke kehidupan harian manusia bisa dilihat dari maraknya robot penerima tamu di Jepang. Robot jenis ini bukan cuma bekerja secara mesin tapi bisa berinteraksi dengan manusia tanpa membahayakan. 

Orang cenderung memilih sistem modular robot yang mirip dengan tubuh manusia. Makanya muncul robot humanoid, Talo yang dibuat perusahaan robot Spanyol, Pal Robotics sampai robot cantik Erica.

"Robot tersebut memang bukan satu-satunya yang akan berkontak dengan manusia. Tapi orang akan lebih mudah menerima robot saat memiliki wajah mirip manusia. Sebab orang bisa mengekspresikan bagaimana robot akan bergerak dan beraksi," jelas Kamide.

Namun demikian, teori peneliti robot dari Jepang, Masahiro Mori, robot yang makin familiar dengan manusia menyimpan risiko mengkhawatirkan. Robot bisa saja mengganggu manusia jika mulai benar-benar makin mirip dengan manusia dalam hal kemampuan dan penampilan. 

Kekhawatiran juga muncul dari Amnesty International atas maraknya robot humanoid. Lembaga ini menyoroti kemampuan robot Atlas yang bisa melakukan gerakan rumit manusia, mulai push up sampai salto. 

Amnesty International menuding robot Atlas yang dikembangkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat itu akan menjadi robot pembunuh untuk tujuan perang masa depan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya