Awas Datamu, Jangan Lagi Pakai Facebook untuk Daftar Aplikasi

Media sosial Facebook.
Sumber :
  • Athens magazine

VIVA – Berhenti menggunakan Facebook untuk mendaftar ke aplikasi maupun situs online, sepertinya menjadi alasan yang masuk akal demi keamanan data untuk saat ini.

Google Pecat 28 Karyawan Setelah Protes Terhadap Kontrak dengan Pemerintah Israel

Anda tentu ingat, setiap masuk (log in) ke aplikasi (apa pun itu), sistem terlebih dulu meminta untuk registrasi menggunakan Facebook maupun nomor ponsel.

Jika Anda memilih Facebook, langkah ini berpotensi menyebabkan keamanan data semakin rentan. Apalagi Facebook telah tersandung kasus kebocoran data pada 50 juta penggunanya.

Permudah Layanan Perusahaan KITE, Bea Cukai Banten Luncurkan SIAP KABAN

Saat keamanan data pada Facebook rentan, artinya ada celah untuk peretasan. Saat peretasan terjadi, maka penyusup tak hanya bisa mengakses Facebook Anda, tapi mungkin juga banyak akun lain yang Anda daftarkan menggunakan Facebook.

Misalnya, Instagram, Spotify, Airbnb, Pinterest, Jobstreet, dan platform online lainnya.

Google Plans to Charge for AI-powered Search Engine

Dikutip dari laman New York Times, Wakil Presiden Facebook bidang manajemen produk, Guy Rosen, mengatakan bahwa pihaknya tidak menemukan bukti bahwa peretas masuk ke aplikasi lain yang didaftarkan menggunakan Facebook.

Tetapi, jika kemungkinan itu benar terjadi, dengan kata lain peretas berhasil masuk ke aplikasi lain yang kita gunakan, maka Facebook seharusnya didiskualifikasi karena ia bertindak sebagai layanan sign on.

Memang, di satu sisi, layanan mendaftar aplikasi menggunakan Facebook memberi kenyamanan bagi kita. Tak perlu bersusah-payah mengingat kata sandi, cukup klik satu tombol 'Daftar dengan Facebook' sudah langsung aktif.

Namun, risikonya seperti yang dipaparkan di awal. Kebocoran data 50 juta pengguna, tentu bukan perkara sederhana.

Lantas, bagaimana titik tengahnya, supaya bisa tetap aman mendaftar aplikasi?

Jason Polakis, asisten profesor ilmu komputer di University of Illinois di Chicago, menyebutkan bahwa sebaiknya tak menggunakan media sosial apa pun untuk masuk ke aplikasi.

Lebih baik masuk dengan membuat kata sandi. Meski perlu usaha ekstra, harus mengingat banyak password, setidaknya ini relatif aman.

Jika tidak demikian, pilih mendaftar melalui akun Gmail atau Google, dan Microsoft. Polakis berpendapat, bukan berarti raksasa teknologi itu tak bakal diretas. Setelah banyak platform seperti LinkedIn, Equifax juga disusupi hacker.

Ya, setidaknya untuk saat ini tak (belum) ada kasus Google dan Microsoft hilang kendali terhadap data 50 juta pengguna. Meski platform jejaring sosial milik Google, yaitu Google+, dikabarkan kebocoran data 500 ribu pengguna. Kemudian ditutup oleh perusahaan.

"Jelas, perusahaan besar seperti Facebook dan Google memiliki insinyur luar biasa, dan praktik keamanan mereka umumnya lebih unggul dibandingkan dengan situs web lain yang lebih kecil," katanya.

Terlepas dari itu, tidak ada perusahaan, bahkan tidak satu pun yang sebesar dan sekaya seperti Facebook atau Google, dapat menjamin keamanan dengan sempurna. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya